28 April 2010

Senang Bertemu Walau Hanya Dalam Mimpi.....

Setelah sekian lama aku tidak jumpa dengan ibuku, semalam aku sangat bersyukur pada Alloh-alhamdulillah ya Alloh- walau hanya bertemu dalam mimpi, Engkau beri kesempatan pada hambaMu ini untuk melihat dan memeluk Ibundaku tercinta bagaikan di alam nyata. Saat itu Ibuku baru pulang dari persawahan, ketika aku datang bersama Bapakku dari rumah adikku. Ibuku terlihat bahagia, Ia tersenyum padak
u dan juga pada Bapak. Betapa rindunya aku pada Ibu, sehingga setiba di hadapannya, Ibu langsung aku peluk seerat-eratnya. Dalam dekapan Ibu aku merasakan kenyamanan dan ketenangan yang luar biasa. Mungkin ini juga dikarenakan aku tidak bisa setiap saat bisa bertemu dan berjumpa dengan Ibu, yang semua kasih sayangnya selalu kuharapkan. Aku sangat merasa senang dengan melihat Ibuku tersenyum.

Ya Alloh berilah kesempatan kepadaku untuk kembali bisa bertemu dengan Ibuku dalam mimpi, karena hanya dengan mimpi saja, seakan aku melihat Ibuku hidup kembali, walaupun secara nyata Ibu masih tetap hidup dalam hatiku. Di hari ini, tepat empat bulan yang lalu-pada tanggal yang sama- Engkau telah memanggil Ibuku ya Alloh. Padahal 2 minggu sebelumnya, hambaMu ini berencana untuk selalu mengunjungi Ibu dan Bapak di rumah secara berkala 2 mingguan. Tapi segalanya Engkaulah yang menentukan. Rencana Engkaulah yang merupakan rencana terbaik.

Saat itu aku merasa senang bisa kembali ke tanah jawa, itu artinya bahwa aku bisa lebih sering punya kesempatan untuk berkunjung ke tempat kedua orang tuaku. Kesempatan ini merupakan kesempatan yang langka bagiku, setelah sekitar 10 tahun aku berada di luar jawa, yang artinya aku tidak bisa sering-sering pulang ke rumah orang tuaku. Tidak setiap tahun aku bisa pulkam, kecuali jika kebetulan aku mendapat tugas untuk ke Jakarta atau daerah lain di jawa, dapat aku sempatkan untuk singgah ke rumah Orang Tua walaupun hanya sesaat.

Dengan aku dimutasikan ke Jakarta, sebenarnya kedua orang tuaku merasa sangat senang, tetapi kenyataannya kebahagiaan tersebut hanya bisa sampai ke angan-angan saja. Ibuku belum sempat merasakan kunjunganku dua mingguan sesuai rencana. Bapakku merasa sedih ditinggal Ibuku yang dua minggu kemudian kembali KehadiratNya. Manusia punya rencana, tapi Allohlah yang menentukan. Dan yang pasti, Alloh tentu punya rencana lain yang paling baik akan hal ini.


12 April 2010

Capeknya pindahan rumah.....

Untuk kesekian kalinya aku harus pindah rumah kontrakan lagi. Entah sudah berapa rumah yang sudah kudiami, namun semuanya bukanlah milikku.Orang bilang kami ini adalah kontraktor, bukan seorang yang dapet job untuk bangun rumah atau sebangsanya,tetapi seorang yang selalu ngontrak dan ngontrak lagi. Mungkin sudah lebih dari sepuluh rumah yang aku tinggali sejak sendiri sampai sekarang dengan anak dan istri.

Pindahan kali ini benar-benar capeknya bukan kepalang.Sehabis menempuh perjalanan dari sore hari dan tiba di tengah malam, besoknya sudah harus angkat-angkat barang untuk dipindahkan. Untung sebagian besar barang-barang sudah diberesin/dipak, tinggal sisa-sisanya saja yang harus ikut kubantu mengepaknya. Sudah perjalanan melelahkan, kurang tidur dan harus angkat-angkat barang tuk pindahan serta beres-beres, rapi-rapi di kontrakan yang baru dalam seharian, kemudian besok siangnya sudah harus kembali lagi ke tempat kerja dengan menempuh perjalanan seharian juga, terbanyang tidak capeknya?

Belum lagi kontrakan yang baru perlu dibenah-benah, kunci pintu ada yang tidak beres, lampu juga tidak lengkap, kamar mandi harus juga dibetulin, bersihkan tandon air, buat meja dapur, dan juga sekat ruangan juga diperlukan untuk kenyamanan. Itu semua butuh bahan-bahan untuk betulinnya. Cari bahan dan cari tukang untuk betulin semua itu. Dalam waktu dua hari saja (kurang kali=jum'at dini hari sampai minggu siang)semuanya harus selesai. Keliling kota cari semen, pasir, bata, keramik, kayu dll harus diselesaikan semuanya.

Ini semua demi kasih dan sayangku pada mereka( anak dan istriku), agar mereka tidak terlalu menanggung beban yang berat tanpaku disampingnya. Ini bukanlah suatu keluhan, melainkan ungkapan cintaku pada mereka dan wujud perhatianku padanya, selain memang tugasku sebagai suami dan rasa tanggung jawabku pada mereka yang telah diamanahkan-Nya padaku. Lelah, capek, dan apa namanya tak kuhiraukan semua, asalkan mereka merasa senang karenanya. Jarak Jakarta-Samarinda pun bukanlah penghalang untuk hal ini, semuanya berlandaskan akan niat yang baik untuk melakukannya. mudah-mudahan semuanya menjadi berkah dan ditulis sebagai amal sholeh kami( termasuk teman-teman yang turut serta membantu dalam kepindahan kontrakan kami sekeluarga)