28 Maret 2021

Pelatihan Pembentukan Antibodi Covid 19

Desember  tanggal 19 sore, aku minta antar kang Asyep ke dokter praktek di Apotik Jelarai Farma. Beberapa hari terakhir kesehatanku lagi pada posisi kurang maksimal. Perubahan sejak minum obat bebas atas gejala yang kurasakan sepertinya belum begitu banyak. 

Kira-kira tanggal 10 Desember 2020 terasa kepala agak pening. Kebetulan hari selasa itu ada kunjungan dokter ke kantor. Periksalah aku dan mengungkapkan keluhan itu pada sang dokter. Akhirnya sang dokter memberiku obat. Waktu itu aku dikasih obat sanaflu. Obat kuminum, namum perubahan belum begitu berarti. Kepala masih terasa pening, bahkan mulai batuk-batuk beberapa hari. 

Obat sudah habis, dan gejala belum mereda, akupun berpikir bahwa obatnya tidak cocok. Akhirnya kuganti obat dengan obat lain yaitu mixagrip. Tiga hari berikutnya ternyata juga belum ada perubahan. Batuknya malah semakin menjadi-jadi, tidur tidak nyenyak dan makanpun terasa pahit. Nafaspun serasa pendek-pendek, tidak bisa menghirup napas panjang.

Kecurigaanpun mulai mengarah kepada covid 19. Tanggal 15 Desember aku tes rapid antibodi sama pak Kirno yang punya gejala sama. Hasilnya ternyata negatif (kami berdua). Lega rasanya melihat hasil tersebut. Obat lanjut kuminum dan kali ini kutambah lagi dengan multivitamin (waktu itu aku pakai renovit) dan juga kutambah madu serta habatusauda.

Empat hari berlalu dengan gejala yang belum juga membaik. Di saat malam tidur hanya sedikit waktu, lebih banyak terjaga karena badan tidak nyaman, batuk sering datang. Bahkan kadang batuk hingga terpingkal-pingkal seperti orang yang akan muntah, seakan ingin menguras isi perut.

-----

Tidak banyak antri di Apotik Jelarai Farma. Aku langsung dapat giliran diperiksa dokter praktek. Waktu itudokter prakteknya adalah dr Heriadi Suranta yang ternyata orang Tenggarong Kaltim. Perut, mulut, mata, panas badan, tensi dan napas diperiksa. Termasuk ditanyakan keluhan-keluhan laiinnya. Dari hasil periksa tersebut, aku dikasih obat penurun asam lambung agar bisa makan dan tidak mual. Selain itu juga dikasih obat batuk dan tetap minum vitamin yang sedang kuminum. 

Satu lagi saran dari dokter itu, aku diminta untuk tes PCR buat meyakinkan apakah benar terkena covid 19 atau tidak. Hal ini untuk memastikan tindakan berikutnya. Akupun setuju, agar penangannya jadi lebih jelas dan lebih tepat. Pengantar ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan disertakan Dokter Heriadi. 

Selepas dari Apotik tersebut, aku pun diantar kang Asyep ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan. Walau itu adalah hari sabtu, Dinas Kesehatan masih melayani hanya khusus untuk tes PCR. Sampai di Dinas Kesehatan, ternyata masih ada beberapa orang yang antri untuk tes PCR (sekitar 7 orang). Berbekal surat pengantan dokter, akupun ditanya-tanya untuk screening apakah layak untuk di tec PCR. Lolos dari screening, harus menunggu petugasnya siap untuk mengambil sampel. Sekira hampir maghrib baru  petugasnya siap dan akupun kebetulan dapat giliran kedua (karena dekat posisi nya dan tidak pakai antrian/dipanggil).

Sehari kemudian, tanggal 20 Desember 2020 sore ada telepon masuk dari nomor yang belum tersimpan di hp ku, mengabarkan kalau hasil tes PCR ku kemarin POSITIP. Pikiranku langsung melayang ke beberapa hal, membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kemudian. Mungkin tingkat stresnya tidak setinggi ketika kasus covid di awal-awal bulan maret, namun tetap saja menjadi pikiran. Apakah tubuhku mampu menghadapinya. Apakah aku punya komorbit yang tidak aku ketahui sehingga bisa berakibat buruk. Hingga kemungkinan terburuk, apakah ini akhir dari ajal ku.

Kabar POSITIP itupun segera kuberitahu ke teman kantor (terutama yang kontak erat beberapa hari terakhir) dan juga keluarga di Samarinda dan keluarga di Jawa. Selain agar bisa ditelusuri mata rantai covid 19, juga sekaligus mohon doanya buatku yang terbaik. Jika memang ini jalan akhir ajalku, aku mohon maaf kepada semua sanak keluarga sekalian.

Tindakan isolasi mandiripun segera kulakukan hingga datang jemputan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan di hari berikutnya (tanggal 21 Desember 2020). Saat kabar POSITIP itu datang, lokasi Karantina di PPSDM Propinsi Kaltara sedang penuh. Selama isolasi mandiri 1 hari itu, praktis aku hanya berada di dalam kamar. Segala kebutuhan makan dan obat yang sekiranya diperlukan, dipasok oleh temen temen kantor.   

Beruntung ketika tugas di Kalimantan Utara ini, aku tidak membawa keluarga, karena memang tidak memungkinkan. Sehingga kondisi POSITIP ini tidak menular ke anak-anak dan istriku. Semoga mereka selalu sehat dan terhindar dari segala penyakit termasuk COVID 19...aamiin.

--------

Siang 21 Desember 2021, teleponku pun berdering kembali dari nomor lain lagi yang belum ada di hp ku. Kali ini menginformasikan bahwa lokasi karantina di PPSDM sudah ada kamar yang kosong, dan aku pun diharapkan bisa ke sana. Ditawarkan untuk datang sendiri atau dijemput. Kubilang kalau datang sendiri aku akan diantar teman, karena memang aku tidak bawa motor. Tapi langsung dijawab dari satgas tersebut kalau aku tidak boleh diantar. Akhirnya pilihannya ada pada jemputan dari satgas karantina.

Bakda Isha sesuai janjiku untuk dijemput, ambulan dari satgas karantina datang ke rumah dinas yang kutinggali. Tidak banyak yang kubawa, hanya sekedar perlengkapan pakaian untuk beberapa hari, perlengkapan mandi, perlengkapan sholat, dan laptop tentunya. 

Tiba di PPSDM tempat karantina sekitar pukul 20.30  dan langsung diperiksa petugas sebelum masuk ke kamar karantina. Diantara yang diperiksa yaitu tensi yang waktu itu tensiku pada angka 141, suhu badan pada derajat 36, dan saturasi pada angka 97. Sementara untuk obat-obatan, aku dikasi tiga jenis yaitu azithromycin (1 x1), oseltamivir phosphate ( 2 x 1), dan dispersible tablet zinc 20 mg (3 x 1). Selanjutnya aku diberi seprai kasur untuk dipakai di kamar.

Masuk dalam kamar karantina, langsung kuletakkan barang bawaanku dan mulai menata kamar untuk tinggalku beberapa hari kedepan. Seprai kupasang, tas pakaian kutaruh di lemari kecil dekat kasur, dan laptop kuratuh di meja. kondisi kamar terbilang bagus. Terdapat 2 kasur dengan meja belajar  dan juga dilengkapi dengan 1 kamar mandi  dalam . Selain itu kamar juga dilengkapi dengan AC membuat suhu kamar bisa diatur kelembabannya. Ada televisi flat juga namun tidak bisa dinyalain. sepertinya memang sengaja dibuat demikian (tidak bisa nyala-dan ini sepertinya di semua kamar demikian). Sangat lengkap untuk ukuran tempat diklat yang dialihfungsikan sebagai tempat karantina pasien covid 19.

Hari-hariku selama karantina, berkumpul dengan sesama pasien covid 19 dengan kegiatan murni sesuai inisiatif sendiri. Anjuran untuk berolah raga, berjemur di matahari pagi dan tentunya minum obat teratur, juga periksa kesehatan rutin yang diadakan oleh satgas karantina. Makan 3 kali sehari disediakan nasi kotak yang ditaruh di depan asrama untuk diambil sendiri-sendiri. 

Tiap pagi jalan pagi sekitar 1 sampai dengan 2 jam agar tubuh ini bergerak. Selepas mandi baru berjemur sekitar jam 9 ataupun jam 10. Kegiatan ini dilakukan di area terbatas khusus untuk pasien covid. bagi kami pasien, dilarang melintasi batas area karantina. jadi ya jalan paginya di situ-situ saja, berjemurnya juga di situ situ saja. Satgas covid saja kalau akan masuk ke area karantina, mereka memakai APD lengkap. ini dilakukan ketika satgas mau bersih2 asrama sekaligus melakukan penyemprotan desinfektan 2 hari sekali. Sementara untuk pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan 3 kali sehari atau ketika ada pasien yang diperbolehkan pulang, terlebih dahulu diperiksa kesehatannya. Ketika tidak ada pemeriksaan kesehatan secara langsung, maka petugas satgas akan menelepon masing-masing pasien untuk menanyakan kondisi kesehatan, keluhan yang masih ada dan juga tentang stok obat yang ada.

Untuk periksa kondisi diri secara harian juga disediakan tensi meter, thermogun dan juga oximeter yang ditaruh di lobby asrama. Tiap hari aku selalu melakukan cek mandiri setelah jalan-jalan pagi atau setelah berjemur. Ini untuk memastikan, memuaskan diri atas kondisi kesehatanku dan juga agar alat tersebut benar-benar bermanfaat. 

Genap 10 hari aku di karantina di PPSDM, tanggal 30 Desember 2020 akhirnya diperbolehkan pulang. Sebelumnya dilakukan pemeriksaan dasar terlebih dahulu (tensi, suhu bandan dan saturasi). Setelah itu diminta untuk menandatangani surat penyataan untuk melakukan isolasi mandiri lagi selama 4 hari kedepan setelah kepulangan. Aturan terkait kepulangan tidak berdasarkan hasil test PCR negatif lagi, namun yang dipakai saat itu sudah menggunakan pelaksaaan karantina 14 hari sejak dinyatakan covid/gejala awal muncul. Untuk kepulangan kali ini, boleh dijemput teman  atau saudara. Alhamdulillah telah terlalui.

Dari episode covid 19 kali ini, tidak lepas dari pelajaran yang penuh hikmah. Kebersihan, kedisiplinan, kerjasama, persaudaraan, tolong menolong, penghargaan akan nikmat kesehatan, olahraga itu diperlukan, dan asih banyak lagi yang bisa direnungkan. Dan yang paling utama bahwa ayat-ayat Alloh  baik yang kauniyah maupun kauliyah itu benar adanya.

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijn Alloh, dan barang siapa yang beriman kepada Alloh niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu ( At-Taghabun:11)

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Alloh memanfaatkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu) (Ash-Shuraa:30)


25 Januari 2021

Berkarir di Bumi Benuanta, Kalimantan Utara

 Berawal dari pelantikan di jakarta tanggal 9 Mei 2018 oleh Setjen Kementerian Keuangan malam itu, saya resmi beralih tugas ke provinsi termuda yaitu Provinsi Kalimantan Utara yang ibukotanya Tanjung Selor di Kabupaten Bulungan. Itu artinya daerah baru lagi di wilayah Republik ini akan menjadi tempat bagi saya untuk beberapa tahun kedepan. Setelah wilayah lain di bumi Nusantara ini ditapaki, mulai dari Kota Palu, Kota Jayapura, Kota Samarinda, Ibukota Jakarta. Kini giliran Kabupaten Bulungan dengan ibukotanya Tanjung Selor.

Pada pelantikan tersebut, ibu Menteri Keuangan berkenan menyampaikan wejangannya buat kami yang dilantik hari itu. Pesan-pesan pimpinan ke anak buah layaknya seorang ibu kepada anaknya disampaikan saat itu. Pesan untuk selalu menjaga integritas sangat ditekankan pada kami. Selain itu juga pesan untuk selalu bekerja dengan semangat penuh dedikasi dimanapun berada dan dapat menjadi contoh yang baik buat aparat pemerintahan lainnya, karena kami merupakan ujung tombak Kementerian  Keuangan di daerah yang secara langsung bersentuhan dengan masyarakat secara.

Tak selang beberapa lama setelah pelantikan, kami harus menempati posisi baru paling lambat tanggal 23 Mei 2018. Ini sudah menjadi kebiasaan di instansi Kementerian Keuangan yang sejak dulu harus bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia. Selama selang waktu tersebut saya harus menyelesaikan tugas-tugas di tempat lama dan sekaligus mempersiapkan untuk ke tempat baru. Hal ini demi mempermudah penerusnya di tempat lama, dan juga mempelajari tugas-tugas di tempat baru.

Tanggal 22 Mei 2018 saya berangkat ke Tanjung Selor Kab Bulungan Kalimantan Utara. Ini bertepatan dengan hari ke-7 di bulan Ramadhan 1439H. Bulan yang berkah untuk menuju tempat tugas yang baru. Suasana baru, kantor baru, propinsi baru, teman-teman baru dan semuanya serba baru. Yang tidak kalah pentingnya adalah semangat baru, tugas baru dan tanggung jawab baru. Itu yang harus diemban dan tentunya dipertanggungjawabkan kelak.

Tiba di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendahaaran Provinsi Kalimantan Utara tepat menjelang sholat dhuhur dan alhamdulillah disambut dengan ramah dan penuh kekeluargaan oleh warga kanwil dan KPPN Tanjung Selor. Hari pertama masuk kerja ini langsung saya manfaatkan untuk mengenal personil satu persatu dalam waktu singkat. Berhubung di bulan ramadhan, jam kerja yang biasanya hingga pukul 17.00 waktu setempat, sesuai kebijakan dari kantor pusat disesuaikan menjadi pukul 15.30. Waktu sore itulah yang saya manfaatkan untuk beli kebutuhan dasar tinggal di tempat tinggal di Tanjung Selor. Kebutuhan pokok yang utama terlebih dahulu adalah kasur tempat tidur dan lemari tempat pakaian itu yang menjadi prioritas kami . Kebetulan bersamaan dengan saya, ada 2 orang lagi yang mutasi ke Kanwil Kaltara, yaitu Pak Asyep dan Pak Sukirno. Dengan ditemani pegawai kanwil, kami meluncur ke toko yang biasa menjual peralatan tersebut. Untungnya masih sempat, penjualnya sudah mulai menutup tokonya, namun karena kami datang, mereka masih bersedia melayani kami dengan senang hati.

Selesai transaksi di peralatan pribadi, kami menuju ke toko yang menjual peralatan elektronik. Niatnya untuk mencari kebutuhan bersama, karena untuk sementara kami tinggal di rumah yang dikontrakkan oleh kanwil bersama-sama sebanyak 7 orang. Kulkas, tempat sepatu, kompor dan perlengkapannya, dan pernak-pernik alat pembersih rumah juga tidak ketinggalan. Dikecualikan mesin cuci, karena sudah dibeli secara khusus oleh pak Iman yang lebih dahulu menempati rumah tersebut.


Begitulah, layaknya rumah tangga baru yang memulai kehidupan di tempat baru, pastilah membutuhkan peralatan-peralatan yang tidak sedikit. Itupun bagi kami hanya membutuhkan peralatan dasar saja. Butuh beberapa hari untuk melengkapi kebutuhan dasar tersebut sambil berputar untuk mengenal lebih dekat kota Tanjung selor yang baru kami datangi.

Hari-hari mulai kujalani dalam pelaksanaan tugas di ibukota provinsi Kalimantan Utara ini. Dengan personil yang masih terbatas dan masih muda-muda, tidak menyurutkan kami dalam menyelesaikan tugas-tugas dinas. Sebutan “Kaltara Muda” sering didengungkan diantara kami. Hal ini untuk memompa semangat kami dalam bekerja. Kondisi muda identik dengan penuh semangat, penuh keceriaan, dan pantang menyerah. Keunggulan ini yang ditonjolkan untuk menggali setiap potensi diri para pegawai muda kanwil DJPb Kaltara termasuk KPPN Tanjung Selor yang gedung kantornya satu lokasi.

Muda, memang betul betul muda, bukan hanya dari segi usia, namun juga dari segi pengalaman. Hampir seluruh pejabat di kanwil DJBb Kaltara dan KPPN Tanjung Selor adalah pejabat baru yang pertama kali mendapatkan promosinya. Dari 20 pejabat yang terdiri dari eselon II, III, dan IV, hanya 2 orang saja pejabat eselon IV yang bukan berasal dari promosi, melainkan alih tugas dari tempat lama ke provinsi Kalimantan Utara.

Dilihat dari usia, eselon II berusia 49 th, eselon III pada kisaran 45 – 49 th, eselon IV pada kirasan 31 – 43 th, pelaksana pada kisaran 22 – 32 th. Sedang dari tingkat pendidikan didominasi oleh lulusan prodip STAN baik Diploma I maupun Diploma III, hanya beberapa saja yang merupakan penerimaan dari sarjana. Seiiring dengan pengembangan diri, dari sekian pejabat yang ada, sebagian besar sudah mengantongi ijazah S2, sehingga secara akademisi tidak diragukan lagi kualitas dan kemampuannya dalam bekerja.

Pada bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (PAPK), saya bersama satu orang eselon IV dan satu orang pelaksana, diberikan amanah untuk wilayah Kanwil DJPb Kaltara. Posisi yang ideal pada bidang PAPK terdiri dari satu Kepala Bidang dengan tiga kepala seksi dan 6 orang pelaksana, baru diisi dengan 3 orang saja dari 10 orang kondisi yang normal. Ini tantangan tersendiri bagi kami bertiga dalam mengawal bidang PAPK ini di Kalimantan Utara.

Bulan September 2018, ada mutasi pejabat eselon IV masuk ke Kanwil DJPb Kaltara sebanyak 3 orang, 2 orang promosi dari kantor pusat dan 1 orang alih tugas dari provinsi Maluku Utara. Bidang PAPK mendapat 1 orang seksi yang juga lulusan S2 Akuntansi. Ini semakin menambah kekuatan bidang PAPK dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Mulailah babak  kedua dengan tambah personil walau hanya 3 orang seksi.

Akhir bulan desember 2018, rumah dinas kepala kanwil dan pejabat eselon III selesai di bangun dan siap untuk dihuni. Rumah sebanyak 7 buah, satu untuk kepala kanwil dan 6 untuk eselon III ini terletak di jalan padat karya Sabanar Baru. Posisinya dekat dengan kantor bupati sekitar 1 km. Tepat di akhir tahun saya dan para eselon III lainnya berpindah tempat dari rumah awal yang dikontrakkan kanwil di jalan rambutan ke rumah dinas di jalan padat karya ini.

Rumah dinas eselon III ini tipe 72 meter persegi dengan 3 buah kamar dan 2 kamar mandi. Satu kamar mandi di dalam kamar utama. Mengingat rumah dinas perbendaharaan baru tersedia 7 rumah ini, maka kebijakan kabag umum untuk masing-masing pejabat eselon III diharap untuk mengajak satu atau dua orang untuk ikut serta tinggal bersama di rumah dinas eselon III tersebut. Pilihanku jatu kepada mas Febi kasubang keuangan kanwil DJPb kaltara, dengan pertimbangan rajin sholat dan pergi ke masjid. Setidaknya bisa saling mengingatkan dan saling membangunkan ketika waktu subuh tiba.