16 September 2012

Ke Ujung Kulon .......Ujungnya Jawa

Hari Sabtu tanggal 15 September 2012  adalah saat aku dan teman-teman sejenak melepas penat kesibukan kantor menuju Pulau Peucang di Taman Nasional Ujung Kulon. Kami berangkat berenam  menuju Ujung Kulon. Perjalanan yang terbilang lama itu kami tempuh mulai pukul 07.30. Tiba di Balai Taman Nasional Ujung Kulon pukul 11.30. Kamipun bertemu dengan Pimpinan Balai Taman Nasional bapak Muh Haryono dan beberapa staf pegawainya. Dari Pimpinan Taman Nasional Ujung Kulon itu kami mendapatkan gambaran secara umum mengenai kondisi Taman Nasional sebagai tempat konservasi alam bagi Badak Jawa (Badak beccula satu), Banteng dan juga berbagai tumbuhan serta biota laut. Untuk berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon harus terlebih dahulu mendapatkan ijin dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon. karena itu tidak sembarang orang diperbolehkan berkunjung ke sana.

Setelah silahturahim dengan Pimpinan dan beberapa pegawai Taman Nasional Ujung Kulon dan tentunya telah mendapat ijin untuk berkunjung ke lokasi Taman Nasional Ujung Kulon, kami berarangkat ke desa Sumur sebagai tempat permulaan untuk melaut menuju pulau Peucang dipandu seorang pemandu dari Taman Nasional Ujung Kulon (pak Mumu). Perjalanan dari  Balai Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di Kecamatan Labuhan Kab Pandeglang  ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam.

Perjalanan laut dari Desa Sumur ke Pulau Peucang ditempuh sekitar 3 jam. Tiba di Pulau Peucang jam 18.45. Setelah beristirahat sejenak, mandi dan makan malam barulah kami menuju ke laut lepas lagi untuk memancing. Berhubung arus laut terlalu deras dan mungkin karena kami merupakan pemancing pemula, petualangan malam itu yang hingga pukul 00.30 tidak membuahkan hasil. Satupun ikan tidak dapat kami bawa pulang. Akhirnya malam itu kami tidur pulas dalam kelelahan perjalanan dan ketiadaan tangkapan ikan yang gagal malam itu.

Paginya kami mengunjungi hutan dan padang pengembalaan banteng di Pulau Peucang dan di Ujung kulon(seberangnya pulau Peucang). Subhanallah, pohon-pohon yang ada di Pulau Peucang besar-besar  dan tinggi-tinggi. bahkan ada salah satu pohon yang waktu terjadinya letusan gunung Krakatau tahun 1883 masih berdiri tegak hidup hingga sekarang. Namun sayang sekali kami tidak menemukan kawanan banteng di padang pengembalaannya. saat itu padang pengembalaan masih gersang, musim penghujan belum tiba sehingga rerumputan di padang tersebut masih sangat terbatas dan mengering.

Belum puas kami menyusuri hutan dan karena waktu yang terbatas, akhirnya kami menyudahi petualangan di hutan dan kemudian beralih ke pantai untuk berenang sekaligus melihat trumbu karang yang luar biasa indahnya. Pantai yang begitu bersih dengan pasirnya yang putih lembut seperti tepung sangat mengagumkan untuk dipandang. Subhanallah, hari itu berkali-kali keindahanMu Engkau tunjukkkan kepada hamba-hambamu ini. Kegiatan ini juga sangat terbatas waktunya dikarenakan kami harus kembali ke desa Sumur di pulau Jawa sebelum jam 12.00.

Tepat pukul 12.00 akhirnya kami mengakiri kunjungan di Pulau Peucang kali ini. Perjalanan yang seharusnya dari Desa Sumur ke Pulau Peucang ataupun sebaliknya dari Pulau Peucang ke Desa Sumur ditempuh dalam waktu 3 jam, kali ini kami tempuh lebih dari itu, karena dalam perjalanan kali ini kami menyempatkan untuk 3 kali berhenti di laut lepas untuk mengobati keinginan memancing yang belum terpenuhi kemarin malam. Alhamdulillah kali ini ada juga ikan-ikan yang menghampiri kail kami, setidaknya ada 4 kg ikan kecil-kecil yang dapat kami bawa pulang dari bermacam jenis ikan. Perjalanan laut kali ini ditempuh dalam waktu sekitar 5 jam. Kemudian kami lanjutkan pulang, hingga sampai tempat kedudukan kami di Jakarta pukul 23.30. Alhamdulillah.