19 Desember 2009

Yakinlah ini yang terbaik......Mus.......

Siang itu waktu istirahat makan di grand victoria dalam rangka rekonsiliasi data dengan kantor cabang utama PT Askes Samarinda, temanku yang dari KPPN Samarinda (pak Muchtar) mendapat SMS dari temannya di jakarta bahwa ia dipindah ke Semarang. Betapa senangnya temanku tersebut, sampai-sampai ia tak kuasa menahan air matanya ketika memberitahu kabar tersebut kepada keluarganya. Pasalnya beliau dipindahkan ke tempat dimana keluarganya ada di kota tersebut, syukur.....alhamdulillah....kami ikut bahagia pak.

Sepulang dari acara tersebut, di kantor ternyata telah ramai juga dibicarakan perihal mutasi yang katanya telah keluar ini. Yang berharap.....pada tanya-tanya ke temannya yang berada di kantor pusat....sekedar untuk tahu lebih dahulu. Maklumlah, di kantorku....kata-kata mutasi itu seperti pisau bermata dua. Kadang baik dan kadang juga sebaliknya. kadang ditunggu-tunggu dan kadang pula tidak ingin diharapkan. Bagi mereka yang pada posisi tempat yang enak (misalkan di jawa), mereka sangat cemas akan kata-kata "mutasi". Sebaliknya bagi mereka yang kebetulan di tempat yang kurang sesui(apalagi di indonesia bagian timur), hadirnya yang namanya"mutasi" sangat....sangat diharapkan.

Malam harinya aku terpikir ternyata sudah 10 tahun aku berada di luar pulau jawa (yaitu sulawesi, papua, dan kalimantan), terakhir di Kota Samarinda sejak 15 Januari 2009. Kali ini aku dan keluarga merasa lebih nyaman berada di kota ini. Hampir semua yang ada dalam angan kami sesuai dengan keadaan kota ini. Walau ada beberapa hal yang tidak sesuai, namun prosentasenya tidak terlalu besar dibanding kota-kota yang lain. Di tengah-tengah renunganku, tiba-tiba aku mendengar nada sms dari HP ku, dan langsung kubuka. Betapa terkejutnya, setelah sms dari temanku ditjen pajak di Jayapura kubuka. Isinya adalah ucapan demikian: "Barakallah atas mutasinya". Aku sangat terkejut dan sempat terpekik suaraku....aku sungguh belum berharap untuk dimutasikan. Belum ada 1 tahun aku di kota Samarinda ini, harus bergeser lagi. Istriku saja baru pindah ke Samarinda bulan agustus lalu. Kami baru saja kumpul kembali setelah sekitar 8 bulan berpisah (Samarinda-Jayapura).

Untuk memastikannya kutelusuri kebenaran berita itu, dan ternyata memang meyakinkan. Apalagi setelah teman-teman dari kantor satu per satu juga mengatakan demikian pula dan menyatakan telah melihat SK nya. Juga teman-teman dari daerah lain(Palu, Jambi, Jakarta) mengabarkan hal tersebut. Malam itu juga aku dapat email SK itu dari Palu. Hatiku perih juga melihat SK kali ini, terbayang olehku akan kondisi Jakarta, perpisahan dengan anak-anakku yang masih kecil-kecil yang masih sangat membutuhkanku(katanya). Juga betapa repotnya istriku mengurus anak-anakku yang 3 dan laki-laki semuanya. Namun jika dibawa serta ke Jakarta, akan lebih repot lagi. Kasihan anak-anak dan istriku, dan tentunya juga kasihan aku sendiri.....

Semua rencana yang telah kami susun harus disesuaikan dengan keadaan tersebut. Rencana A menjadi A', rencana B menjadi B'. Semuanya harus disesuaikan dengan rencana Allah yang telah diperlihatkan. Manusia punya rencana, tetapi rencana Allah lah yang lebih baik......yakinlah ini yang terbaik .....Mus........

27 November 2009

Tarakan.....


Tarakan .....menurut sejarah nama tarakan berasal dari kata "tarak" yang berarti bertemu dan "ngakan" yang berarti makan. Menurut cerita rakyat, ini dahulunya diartikan tempat para nelayan untuk beristirahat makan,bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain.

Sebagai Kota, Tarakan ditetapkan berdasarkan Undang-undang no 29 tahun 1997 dan peresmiannya yang sekaligus ditetapkan sebagai hari jadinya pada tanggal 15 Desember 1997. Jika melihat dari segi fasilitas yang ada, Kota Tarakan termasuk kota yang lengkap dengan fasilitas umum, sehingga tak ayal lagi potensi dan perkembangan ekonominya cukup baik. Kota ini memiliki bandara juwata yang bisa didarati pesawat berbadan lebar, juga memiliki pelabuhan laut yang cukup memadahi sehingga memudahkan akses keluar masuk Kota Tarakan. Sejak diketemukannya ladang minyak pada tahun 1896, kota ini mulai berkembang dengan pesat.


13 Oktober 2009

Tes Kepribadian iPersonic typology

Mencoba tes kepribadian secara online pada http://www.ipersonic.com, kepribadian saya digambarkan sebagai berikut(apa iya?):

Realis Tepercaya

Tipe Realis Tepercaya rendah hati dan sangat memikirkan tanggung jawab. Mereka cermat, pendiam, dan menuntut. Sifat mereka yang paling menonjol adalah dapat diandalkan dan mereka akan selalu berusaha memenuhi janji yang pernah mereka lontarkan. Tipe Realis Tepercaya adalah orang-orang yang cenderung tidak banyak bicara dan serius, mereka tidak banyak bicara namun pendengar yang baik. Kadang-kadang mereka kelihatan pendiam dan menjaga jarak bagi mereka yang belum kenal walaupun biasanya mereka memiliki kejenakaan dan semangat yang tinggi. Kekuatan mereka adalah ketelitian, rasa keadilan yang tinggi, kegigihan yang hampir menuju keras kepala, dan sikap pragmatis, penuh semangat, dan tekad. Tipe Realis Tepercaya tidak pernah ragu ketika sesuatu harus dilakukan. Mereka melakukan apa yang perlu tanpa mengumbar kata-kata.

Jenis kepribadian ini tidak hanya berharap banyak pada diri sendiri namun juga pada orang lain. Begitu tipe Realis Tepercaya menetapkan diri pada sesuatu, sulit membujuk mereka untuk berpaling. Mereka tidak suka mempertaruhkan sesuatu. Merencanakan berarti keamanan bagi tipe Realis Tepercaya, begitu juga halnya dengan keteraturan dan disiplin. Mereka tidak keberatan menghormati otoritas dan hirarki namun tidak suka mendelegasikan tugas. Mereka yakin orang lain tidak akan mengerjakannya sesungguh-sungguh mereka. Di posisi manajemen, mereka sangat berorientasi pada tugas – mereka memastikan semuanya dikerjakan dengan baik; namun demikian, mereka tidak terlalu berminat menjalin hubungan pribadi dalam lingkungan pekerjaan.

Dalam hubungan asmara, tipe Realis Tepercaya juga amat tepercaya. Sebagai pasangan, mereka dapat dipercaya dan konsisten, seimbang dan berpikir dengan akal sehat. Keamanan dan kestabilan sangat penting bagi mereka. Mereka nyaris tidak punya waktu untuk bermewah-mewah dan main-main. Siapa pun yang mendapatkan mereka sebagai teman atau pasangan dapat mengandalkan mereka seumur hidup. Namun demikian, butuh cukup banyak waktu bagi tipe Realis Tepercaya untuk memasuki suatu hubungan asmara atau pertemanan. Mereka tidak terlalu membutuhkan kontak sosial; oleh karena itu mereka sangat cermat ketika memilih pasangan dan teman dan membatasi diri dengan lingkaran kecil namun eksklusif yang sesuai dengan tuntutan tinggi mereka. Mereka cenderung menunjukkan keakraban mereka kepada orang-orang yang penting bagi mereka dengan tindakan – pasangan mereka sebaiknya tidak mengharapkan deklarasi cinta yang romantis.

Sifat-sifat yang menggambarkan tipe ini: introvert, praktis, logis, penuh perencanaan, sadar tradisi, terorganisir, gigih, objektif, rapi, sungguh-sungguh, waspada, setia, menyukai kedamaian, menggunakan akal sehat, rendah hati, mengutamakan tanggung jawab, pendiam, hati-hati, mandiri, tepat waktu, teliti, menuntut, kemampuan untuk berkonsentrasi, dapat dipercaya, mengulik detail, dapat diandalkan, ulet.

12 Oktober 2009

puasa syawal

Wahai saudaraku..... bulan syawal sudah hampir sampai ke ujungnya....apakah saudara-saudara sudah memaksimalkan amal di bulan ini.....apakah saudaraku semuanya sudah berpuasa sunnah syawal selama 6 (enam) hari..... ingatkah bahwa dengan berpuasa ramadhan dan ditambah puasa sunnah 6 hari di bulan syawal, sama dengan berpuasa setahun.....

08 September 2009

Selamat Idul Fitri 1430 H

Saya dan Keluarga mengucapkan Selamat Idul Fitri 1430 H



Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)

11 Agustus 2009

Keutamaan bulan Ramadan

Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibeleenggu. (shahih Muslim No. 1793)

28 Juli 2009

Sudah maksimalkah zakat di negeri ini?

Sering terpikir olehku, kenapa di negeri ini banyak orang yang masih miskin dan hidup dalam kekurangan baik pangan, sandang, bahkan papan sekalipun. Meraka sudah bekerja keras membanting tulang, namun masih juga belum tercukupi kebutuhannya. Walaupun memang ada juga yang miskin karena mereka malas untuk berusaha.Hanya saja pada dasarnya setiap orang tidak ingin hidupnya sengsara, dia akan selalu berusaha untuk hidup lebih baik dan berusaha untuk mencapainya.

Padahal tidak sedikit orang kaya yang memiliki harta berlimpah. Dari situpun juga tidak sedikit yang mengaku sebagai seorang muslim. Ironis memang, secara kasat mata jurang pemisah antara si kaya dan si miskin tampak jelas. Kita bisa memperhatikan adanya rumah-rumah mewah di satu sisi dan di sisi lain masih banyak pemukiman-pemukiman kumuh di pinggir sungai, di bawah kolong jembatan, di bawah jalan tol dll. Seperti tidak tersentuh oleh zakat dari kaum berpunya yang sebenarnya berpotensi untuk mengentaskan kemiskinan dan meminimalkan jurang pemisah tersebut.

Apakah orang-orang kaya (yang beragama Islam)itu belum sadar akan kewajiban berzakat pada harta mereka. Apakah mereka yang belum sadar itu tahu bahwa tidak membayar kewajiban zakat itu berarti mengingkari terhadap nikmat yang diberikan Allah(shahih Muslim no. 1643). Selain itu tahukah mereka akan dosanya orang yang enggan membayar zakat? berikut ini saya kutipkan hadits Shahih Muslim No 1647:
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Setiap pemilik emas atau perak yang tidak mau memenuhi haknya (tidak mau membayar zakat), pada hari kiamat pasti ia akan diratakan dengan lempengan-lempengan bagaikan api, lalu lempengan-lempengan itu dipanaskan di neraka Jahanam, kemudian lambungnya diseterika dengan lempengan itu, juga dahi dan punggungnya. Setiap kali lempengan itu mendingin, akan dipanaskan kembali. Hal itu terjadi dalam sehari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun. Hal ini berlangung terus sampai selesai keputusan untuk tiap hamba. Lalu ditampakkan jalannya, ke surga atau ke neraka. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan unta? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Begitu pula pemilik unta yang tidak mau memenuhi haknya. Di antara haknya adalah (zakat) susunya pada waktu keluar. Pada hari kiamat, pasti unta-unta itu dibiarkan di padang terbuka, sebanyak yang ada, tidak berkurang seekor anak unta pun dari unta-untanya itu. Dengan tapak kakinya, unta-unta itu akan menginjak-injak pemiliknya dan dengan mulutnya, mereka menggigit pemilik itu. Setelah unta yang pertama telah melewatinya, maka unta yang lain kembali kepadanya. Ini terjadi dalam satu hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan untuk tiap hamba, ke surga atau ke neraka. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan sapi dan kambing? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Demikian juga pemilik sapi dan kambing yang tidak mau memenuhi hak sapi dan kambing miliknya itu. Pada hari kiamat, tentu sapi dan kambing itu akan dilepas di suatu padang yang rata, tidak kurang seekor pun. Sapi-sapi dan kambing-kambing itu tidak ada yang bengkok, pecah atau hilang tanduknya. Semuanya menanduk orang itu dengan tanduk-tanduknya dan menginjak-injak dengan tapak-kaki tapak-kakinya. Setiap lewat yang pertama, maka kembalilah yang lain. Demikian terus-menerus dalam satu hari yang sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan untuk tiap hamba, ke surga atau ke neraka. Ditanyakan: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kuda? Beliau bersabda: Kuda itu ada tiga macam; menjadi dosa bagi seseorang, menjadi tameng bagi seseorang dan menjadi ganjaran bagi seseorang. Adapun kuda yang menjadi dosa bagi seseorang adalah kuda yang diikat dengan maksud pamer, bermegah-megahan dan memusuhi penduduk Islam, maka kuda itu bagi pemiliknya merupakan dosa. Adapun yang menjadi tameng bagi seseorang adalah kuda yang diikat pemiliknya untuk berjuang di jalan Allah, kemudian pemilik itu tidak melupakan hak Allah yang terdapat pada punggung dan leher kuda, maka kuda itu menjadi tameng bagi pemiliknya (penghalang dari api neraka). Adapun kuda yang menjadi ganjaran bagi pemiliknya adalah kuda yang diikat untuk berjuang di jalan Allah, untuk penduduk Islam pada tanah yang subur dan taman. Maka sesuatu yang dimakan oleh kuda itu pada tanah subur atau taman tersebut, pasti dicatat untuk pemiliknya sebagai kebaikan sejumlah yang telah dimakan oleh kuda dan dicatat pula untuk pemiliknya kebaikan sejumlah kotoran dan air kencingnya. Bila tali pengikat terputus, lalu kuda itu membedal, lari sekali atau dua kali, maka Allah akan mencatat untuk pemiliknya kebaikan sejumlah langkah-langkah dan kotoran-kotorannya. Dan jika pemilik kuda itu melewatkan kudanya pada sungai, kemudian kuda itu minum dari air sungai tersebut, padahal ia tidak hendak memberi minum kudanya itu, maka Allah pasti mencatat untuknya kebaikan sejumlah apa yang telah diminum kudanya. Ditanyakan: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan keledai? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak ada wahyu yang diturunkan kepadaku tentang keledai kecuali satu ayat yang unik dan menyeluruh ini: Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat balasannya.





01 Juli 2009

Keutamaan Puasa

Hadits riwayat Sahal bin Saad Radhiyallahhu'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda : Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yang bernama Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu pada hari kiamat. Tidak ada orang selain mereka yang masuk bersama mereka. Ditanyakan: Di mana orang-orang yang puasa? Kemudian mereka masuk lewat pintu tersebut dan ketika orang yang terakhir dari mereka sudah masuk, maka pintu itu ditutup kembali dan tidak ada orang yang akan masuk lewat pintu itu. (Shahih Muslim No. 1947)

Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahhu'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.bersabda: Tidaklah seorang hamba yang berpuasa satu hari di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh jarak perjalanan 70 tahun. (Shahih Muslim No. 1948)

24 Juni 2009

Keutamaan pemimpin yang adil, ancaman bagi pemimpin yang lalim, perintah berlaku lembut terhadap rakyat serta larangan menyusahkan mereka

Hadits riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam. bahwa beliau bersabda: Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangganya serta anak suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya,dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.(Shahih Muslim No.3408)

08 Juni 2009

Tepian...oh..tepian....

Anakku paling suka kalau datang ke sini.... karena di sana tiap hari dia suka akan mobil-mobilan yang bisa dinaiki. Tapi tidak demikian dengan adiknya-Si Hishnun- dia hanya ingin mainnya saja, jalan-jalan saja, yang penting tidak di rumah, suntuk dan sepi katanya. Disuruh naik mobil-mobilan, disuruh naik kereta api mini, malah tidak mau hingga kadang kakaknya -Hanan- sewot untuk mengajak adiknya turut bermain. Tapi itu untuk pertama kalinya, kali berikutnya ternyata ia sudah mau diajak untuk bermain.

Bagi anakku, tidak semua permainan yang tersedia di situ menarik perhatiannya. Hanya dua itu yang mereka suka, padahal di sana banyak jenis permainan yang tersedia, seperti mandi bola, naik pesawat, naik kapal, memancing ikan-ikanan dan masih banyak lagi.Sebenarnya yang lebih ia minati adalah pedagang mainan yang banyak disana, akan tetapi kalau itu dituruti semuanya .... bisa tekor orang tuanya. Setiap mainan maunya dibeli, padahal kadang di rumah hanya teronggok, ataupun setelah sampai di rumah juga tidak awet, beberapa saat kemudian rusak juga. Mungkin juga karena ia ingin tahu dan bongkar sana dan sini


31 Mei 2009

Kalau tidak terpaksa..... jangan tinggal anak sendirian di rumah....

Sabtu kemarin ketika pulang olahraga bulutangkis, aku terkejut oleh laporan anak laki-laki pertamaku yang masih kelas 2 SD bahwa pintu kamar tempat anakku tidur terkunci. Padahal kamar itu penuh dengan keperluan sekolah anak-anak, mul;ai dari baju sampai buku-buku dan peralatan sekolah lainnya. Mau marah, pintu sudah terlanjur terkunci, mau diam saja juga kesal. Tapi untung saja adaknya saat itu pada posisi di luar kamar, sehingga tidak terkunci di dalam dan harus menunggu sampai aku pulang main bulitangkis (laporan selengkapnya ada pada SI HANAN). Anak-anak....anak-anak...

Akhirnya harus berpikir keras, bagaimana caranya untuk bisa membuka pintu tersebut pada hari itu juga. Jangan sampai dibiarkan hingga hari senin .... gawat. Pertama-tama mempelajari kejadiaanya menurut cerita/laporan anak dan kemudian melihat apa yang ada di TKP dan kemudian memikirkan kemungkinan yang bisa dilakukan, baru mencoba segala kemungkinan itu mulai dari kemungkinan yang berpeluang paling besar untuk mengatasi masalah tersebut. Coba kemungkinan pertama gagal, berikutnya kemungkinan kedua dan seterusnya ......sampai berhasil. Ingat....ingat.... segala kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Setelah kesulitan ada kemudahan dan disaat kemudahan itu kita dapatkan, kita akan dapat merasakan kepuasan yang luar biasa.

Singkat cerita akhirnya dalam waktu sekitar 2 jam pintu kamar anakku terbuka juga. Dengan kejadian ini, semoga para orang tua atau pembaca(kalau ada yang membaca) dapat ambil pelajaran, kalau tidak terpaksa jangan meninggalkan anak-anak kita yang masih anak-anak di tinggal sendirian di rumah tanpa ada orang dewasa yang bisa mengarahkannya. KAlaupun terpaksa ditinggalkan juga, harus disingkirkan barang-barang yang dapat membahayakan untuk menghindarai hal-hal yang tidak diinginkan.







07 Mei 2009

Kejujuran dan keterus-terangan dalam jual beli

Hadis riwayat Hakim bin Hizam Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam. beliau bersabda: Penjual dan pembeli memiliki hak pilih selama belum berpisah. Apabila mereka jujur dan mau menerangkan (keadaan barang), mereka akan mendapat berkah dalam jual beli mereka. Dan jika mereka bohong dan menutupi (cacat barang), akan dihapuskan keberkahan jual beli mereka. (Shahih Muslim No.2825)

Bagaimana dengan yang terjadi dalam masyarakat kita selama ini? Sudahkan diterapkan.... atau malah jauh dari hadis tersebut di atas. Kita semua telah sama-sama tahu kalau selama ini ternyata kalau boleh disimpulkan, kita masih jauh dari apa yang diharapkan dalam hadis tersebut.

Dilihat dari sisi pembeli, kadang-kadang....bahkan bisa dibilang sering sekali pihak pembeli sangat-sangat dirugikan dalam jual beli. Barang yang ditawarkan cacatnya saja disembunyikan, kalau bisa diusahakan jangan sampai kelihatan atau ketahuan sama calon pembeli. Jauh sekali dari yang diharapkan oleh Islam. Pembeli tidak diberi kesempatan untuk meneliti dengan seksama barang yang akan dibelinya. Lebih parah lagi jika pembeli akan membeli dalam jumlhah besar, kadang-kadang dalam memasukkan ke kantong belanjaan disisipkan barang yang jelek(bisa juga busuk) ke dalam belanjaan itu.

Dari sisi pedagang, mereka sepertinya tidak ingin barang dagangannya tidak habis terjual, sehingga berbagai cara dilakukannya untuk menjualnya. Kalau mereka yang benar-benar menjalankan ajaran Islam tentunya akan memberi info kepada calon pembeli tentang kekurangannya dan bahkan bisa dengan potongan harga berkaitan dengan turunnya kualitas barang yang akan dijual. Akan tetapi yang sering terjadi, barang yang sudah tidak layak terjual tersebut dicampurkan dengan barang-barang yang masih bagus.

Jadi apakah perdagangan kita selama ini mendapat berkahdari Alloh?..... itu tergantung kita yang menjalankannya, memang masih jarang terjadi dan masih jarang kita jumpai, akan tetapi niat untuk merubah cara kita berdagang dan tekad kuat kita untuk merubahnya merupakan salah satu cara untuk mencari berkah dari jual beli yang kita laksanakan. Mulailah merubah kebiasaan buruk kita sedini mungkin...... mari...jo.....


27 April 2009

Tak seindah yang ia harapkan

Setelah kurang lebih 3,5 tahun dia tidak pulang ke rumah mengunjungi istri dan anak-anaknya di Kabupaten Kebumen, dia bertekad pulang kali ini dengan harapan yang tinggi. Pekerjaan sehari-hari sebagai pekerja bangunan tidak memungkinkannya untuk mengumpulkan uang dalam jumlah besar di Kota Batam. Namun kerinduannya kepada anak dan istrinya yang telah terkubur sekian lama tidak dapat dibiarkannya berlalu begitu saja.

Akhirnya ia memaksakan diri untuk berangkat pulang ke kampung halamannya menggunakan pesawat udara. Ternyata pesawat tujuan Jogjakarta yang akan ia naiki ditunda dalam waktu yang cukup lama. Bukan main gundahnya ia, akhirnya ia memilih alternatif lain yaitu beralih tujuan ke Jakarta. Maka terbanglah ia ke Jakarta dan tiba sekitar pukul 10 malam.
Perubahan tujuan terbang tersebut setidaknya menjadikan ia sedikit panik, dan kondisi itu ternyata dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang ada di kota besar itu. Keluar dari bandara Cengkareng, ia langsung ditempel tukang-tukang ojek, dan karena ia dalam keadaan bingung demikian, tanpa pikir panjang ia mengikuti saja tawaran sang tukang ojek tersebut. Malang nasibnya, ternyata di malam itu dia dibawa ke Terminal bus Lebak Bulus dan langsung diterima oleh lima orang preman setempat. Ia disekap dan uang hasil jerih payah sekitar 3 tahun lebih yang ia kumpulkan digasak seluruhnya. Hingga isi dompetnya sama sekali ludes. Naasnya lagi ketika itu sebenarnya tidak terlalu sepi, tapi manusia-manusia yang ada di sekelilingnya sama sekali tidak bereaksi atas kejadian tersebut walau sebenarnya mereka melihatnya. Demikianlah yang dinamakan kota besar. Mungkin harus demikiankah?
Uang yang 4,8 juta raib, yang tersisa hanya sekitar 200 ribu yang memang terpisah dari dompet yang ia bawa. Pikirannya sudah bermacam-macam, bagaimana cara ia akan sampai ke kampung halaman, bagaimana ia menerangkan keadaan ini ke keluarganya, bagaimana tanggapan mereka terhadapnya atas hal ini. Harapan-harapan akan kepulangannya kali ini punah, yang timbul hanyalah trauma yang mendalam akan kejadian itu. Akhirnya malam itu bermalam di pos polisi yang ada untuk menenangkan diri dan memutuskan untuk pulang menggunakan kereta yang juga belum pernah ia naiki. sebelum pergi ke stasiun pasar senen, ia juga memberikan uang 50 ribu pada polisi yang jaga di situ. bukan suatu keharusan sih, tapi ia merasa sungkan telah berlindung di situ kalau hanya cuma-cuma. Jadi kira-kira uang yang sisa tinggal 150 ribu. Sampai di Stasiun pasar senen, sebenarnya ia juga ingin segera berangkat dengan kereta yang paling awal yang turun di Kebumen. Saking paniknya sampai-sampai tidak sempat memperhatikan tulisan-tulisan yang terpampang sebagai petunjuk pada calon penumpang.
Demikian tadi sepenggal kisah yang diceritakan oleh yang bersangkutan. Apa yang akan anda lakukan jika anda mendengar kisah tersebut dari orang pertama? Apakah.....,Apakah.....
dari kisah ini aku jadi ingat akan pesan seorang dosenku " JANGAN MENARUH TELUR DALAM SATU KERANJANG"

07 April 2009

Menjelang Pemilu 9 April 2009

Kamis besok, tanggal 9 April 2009 bertepatan dengan hari pemilu aku berencana pergi ke Jayapura untuk menjemput istri dan anak-anakku yang dua lagi yang masih di sana. Sementara anakku yang besar terpaksa dengan rela aku tinggal di Samarinda terlebih dahulu bersama teman kantorku (pak Sri Hartama). Ini karena anakku tersebut juga selain tidak terlalu cengeng, dia juga merasa lebih enjoy jika di Samarinda (dah betah kali...). Hal ini tidak lepas juga karena aku ke Jayapura hanya untuk menjemput dan tidak akan berlama-lama di sana, selain aku tidak ambil cuti, di kantorpun sementara pejabat lain pada ambil cuti berkaitan dengan libur yang agak panjang sehubungan dilaksanakannya pemilu. Aku merasa kasihan juga jika anakku yang besar kuajak, tentunya dia akan sangat capek menempuh perjalanan tersebut. Dan juga tentunya beban biaya juga akan semakin besar jika dia ikut menjemput ibu dan adik-adiknya.

Sebagai warga negara yang baik, tentunya keberangkatanku itu setelah aku menyalurkan hakku untuk memilih para calon-calon legislatif yang sedang berlaga besok. Pilihannya yang jelas telah masuk dalam perhitunganku. Sebagai masyarakat pasti kita sedikit banyak tahu akan kualitas mereka-mereka atau partai-partai itu. Sehingga secara bodohnya, tidak sulit untuk memilih mana yang berkualitas dari sekian banyak caleg-caleg partei yang sekian banyak itu.

Indonesia ke depan akan ditentukan oleh pilihan anda. Jika anda keliru dalam memilih, itu artinya sama dengan anda turut andil dalam menjerumuskan negara ini dalam kemunduran, keterbelakangan, dan tidak ingin melihat Indonesia yang lebih baik. Apalagi jika golput, sama dengan tidak berpijak di bumi. ingin melihat perubahan ke arah kemajuan,tapi tidak ingin ikut andil menentukannya. Ingin berhasil tapi tidak ingin berusaha. Yang jelas diantara yang baik, pasti ada yang paling baik dan diantara yang buruk tentu ada yang tingkat keburukannya paling sedikit. Dari sini saja sebenarnya dapat disimpulkan bahwa kalau ingin perubahan kita harus turut serta dalam pemilu mendatang dengan memilih mereka-mereka/partai/partai yang paling baik atau yang tingkat keburukannya paling sedikit. Ini bukan kampanye lho. Tapi hanya sekedar mengingatkan untuk tujuan murni berbangsa dan bernegara.

02 April 2009

Sikap mandiri dan bertanggung jawab

Semenjak aku dan anak pertamaku berdua berada di kota TEPIAN ini(kira-kira hampir 3 bulan)setidaknya banyak perkembangan yang terjadi terhadap anakku, dan tentunya juga buatku. Setidaknya selain anakku bertambah usianya, juga karena dipaksa oleh keadaan yang ada sehingga dia bisa bersikap mandiri dan lebih dewasa.

Sebenarnya ini bukan hal pertama yang kami alami. Jadi sudah tidak asing lagi bagiku dan anak-anak untuk menjalani kehidupan yang demikian. Pertama kali ketika tinggal di Jayapura, aku sekitar 2 bulan lebih hanya berdua dengan anak pertamaku. Pasalnya ketika itu istriku yang sedang mengandung anak ketiga sedang di jawa untuk menunggu berita dari instansi pusat tempat dia bekerja berkaitan dengan pemberkasan sebagai pegawai.
Yang lain lagi ketika aku juga harus bertiga dengan kedua anakku di Jayapura, ketika istriku harus ikut dalam prajabatan yang diadakan di Makassar. waktu itu malah lebih repot lagi, selain aku repot dengan kedua anak-anakku yang masih kecil, istriku juga repot karena dalam prajab itu ia membawa anak ketigaku yang masih berumur 2,5 bulan. Walau sudah membawa serta pengasuh anak, namun posisi seorang ibu waktu usia bayinya seperti itu memang agak sulit untuk digantikan.

Di Samarinda ini, mungkin bagi anakku yang pertama sudah lebih terbiasa. Sampai hampir tiga bulan ini, dia sama sekali tidak pernah merajuk lagi, apalagi menangis. Sepertinya ia sudah merasa terbiasa terhadap keadaan yang memang harus dijalani oleh kedua orang tuanya. Memang sih hal ini tidak terlepas dengan komunikasi yang kami bangun dari jauh, dari dua pulau besar yang ada di Indonesia ini(papua dan kalimantan). Setidaknya rasa rindu bisa terobati dengan komunikasi melalui telepon.

Keseharian anak petamaku memang sudah lebih dewasa, walau usianya baru 7 tahun lebih dikit. Dia sudah terlihat mandiri, mulai makan, mandi, belajar, sholat dan bermain sekalipun, dia sudah bisa mengatur waktu. Tidak perlu lagi diingatkan berkali-kali untuk suatu hal. Demikian juga di sekolah, para guru yang juga baru dikenalnya juga banyak komentar tentang kemandirian dan tanggung jawab anakku. Ini mungkin juga tak lepas dari sifat anakku yang memang kulihat mudah dalam bergaul. Ketika belum ada seminggu, dia sudah bisa bermain hampir dengan semua temannya, walaupun belum semuanya dia tau namanya. Demikian juga ketika di rumah, ia juga cepat punya teman bermain. Ini juga yang dapat mengalihkan perhatiannya terhadap jauhnya ibu dan adik-adiknya.

Beberapa hari belakangan anakku ini malah ketika waktu maghrib dia berangkat sendiri ke masjid menggunakan sepedanya dan pulangpun demikian. Sebelumnya jika maghrib ia bersamaku perginya, maklum jarak dari kontrakan ke masjid sekitar 500m dan ada jalan tanjakan dan turunan yang agak curam. Tapi karena ia ingin demikian, maka dari awal sudah kuwanti-wanti untuk berhati-hati dalam perjalanan dan tak lupa untuk berdoa.Setidaknya ini bisa untuk melatih dia dalam hal tanggung jawab dan kemandirian.

30 Maret 2009

Anak berbuat....ortu harus bertanggung jawab...

Ternyata menarik juga menjadi orang tua itu, kadang bisa senang, kadang bisa juga kesal atau sedikit geli gitu jika melihat kelakuan anak-anak kita. Betul juga pepatah jawa dulu bahwa "anak polah, bopo kepradah". Kurang lebih begitu yang kualami hari kemarin.

Seperti biasa, aku jemput anakku yang masih duduk di Sekolah Dasar kelas dua, hanya kali ini ia pulang sekolah pukul 12.00. Ini karena seminggu ini di sekolah diadakan tes formatif ke-2. Kalau tidak ujian demikian, anakku pulang rata-rata pukul 14.00 WITA. Betapa panasnya hari itu, tetap juga aku harus menjemput anakku tersebut. Yang lebih repot lagi jikalau terjadi hujan deras saat waktunya harus menjemput. Sepulang dari sekolah tersebut aku singgah dulu di kantor untuk Sholat dhuhur dan sekalian mengambil makan siang yang memang sudah aku pesan setiap siangnya untukku berdua dengan Hanan. Kemudian kami pulang ke rumah. Aku langasung saja duduk dan bersiap-siap makan berdua bersama anakku.

Yah beginilah keadaanku sementara waktu di Samarinda ini, karena di sini aku masih hanya berdua dengan anakku yang tertua tersebut. Hingga semuanya kami lalui hanya berdua, tanpa istri dan kedua anakku yang kecil lainnya. Sehingga praktis semua pekerjaan kutanggung sendiri, berlaku sebagai orang tua tunggal.

Di sela-sela makan tersebut, aku menerima telepon dari seorang ibu yang mengaku orang tua dari teman anakku di sekolah. Ia menanyakan tentang buku pelajaran yang dipinjam anakku dari anaknya yang sampai hari itu belum dikembalikan. Padahal besok harinya merupakan ujian mata pelajaran tersebut. Aku terkejut mendengarnya, mana lagi alamat temannya anakku itu kami belum tahu. Mau marah pada anak, juga tidak ada gunanya karena itu telah terlanjur. sekarang bagaimana cara penyelesaiaannya saja yang dipikirkan. Memang sih beberapa hari yang lalu anakku pernah pinjam buku fiqh juga untuk dicopy. Hanya saja ketika dia pinjam buku bahasa indonesia ini, kemungkinan anakku lupa bilang padaku untuk mengcopynya, padahal buku itu dipinjam hari jumat kemarin. Kebetulan waktu aku cari buku tersebut di beberpa toko buku di kota ini, tidak kudapatkan.

Jadilah hari itu kupercepat makan siangku kali ini. Kemudian kucopy dan kuusahakan mengembalikan buku tersebut kepada teman anakku. Hanya saja untuk menemukan rumahnya katanya agak sulit, karena jalan yang memang mungkin dianggap susah untuk dicari. Jadinya kami sepakat untuk bertemu dengan orang tuan teman anakku tersebut di tempat kerjanya. Kebetulan tempat kerjanya merupakan fasilitas umum yang kemungkinan mudah untuk dijangkau, yaitu sebuah Rumah Sakit yang bernama "Siaga". Inipun sebenarnya aku belum tahu lokasi pastinya. Kubuka peta kota yang telah kubeli beberapa minggu yang lalupun ternyata nama rumah sakit tersebut belum tercatat, mungkin merupakan rumah sakit baru. Ya akhirnya dengan berbekal tanya teman di kantor dan melalui telpon orang tua teman anakku tersebut, akhirnya ketemu juga rumah sakit itu. Walau untuk mencarinya dibutuhkan waktu yang tidak sedikit, namun buku bisa dikembalikan, ujian anak-anak besok tidak terabaikan.




04 Maret 2009

Hanan Outbond

Hari ini Hanan tidak sekolah seperti biasanya. Kebetulan sesuai program sekolah, dia mengikuti outbond di kebun raya unmul Samarinda. Bagus sih untuk anak-anak, di situ dapat mendidik dan menumbuhkan keberanian, kekompakan, kepemimpinan, dan masih banyak lagi yang tentunya positif. Jangankan untuk anak-anak, orang tua pun yang nota bene sudah bekerja juga perlu kegiatan semacam ini. Selain untuk refreshing dari kegiatan rutin kantor, manfaatnya itu yang tentunya dicari. Setelah kegiatan, walau lelah tapi hati menjadi mak nyess... segar,.... semangat....., kerja bisa lebih produktif.

Kembali kepada outbondnya anakku itu, ia merasa senang katanya. Bisa bermain-main bareng dengan teman-teman dan gurunya di tempat yang juga belum pernah dikunjungi. Kebun raya unmul kan baru bagi dia, jadi rasa penasarannya tinggi. Ini juga bisa untuk melupakan sejenak kerinduannya terhadap adiknya (baca Hishnun). Maklum jarak umur keduanya tidak terlalu jauh, jadi sehari hari bisa jadi teman bermain. Kalau bersama kadang sering berantem, tapi kalau berpisah agak lama maka saling merindu, sering bertanya tentang saudaranya. Heboh lagi kalau mereka bicara melalui telepon, saling berteriak-teriak untuk mengungkapkan rindunya, seakan-akan bicara sendiri-sendiri, ingin berebut bicara tentang pengalamannya selama berpisah

03 Maret 2009

Minggu-minggu pertama di Samarinda

Awal-awal minggu pertama di Kota Tepian (Teduh, Rapi, Aman dan Nyaman), aku punya target untuk dapat kontrakan yang katanya gampang-gampang susah untuk mendapatkannya. Ini terbukti, karena kesempatanku untuk jalan-jalan sendiri mengitari kota ini hanya hari sabtu dan minggu. sedangkan waktu yang lain hanya tersisa malam hari saja. Ini selain untuk mempermudah jika sewaktu-waktu istriku menyusul ke Samarinda, maka telah tersedia tempat yang layak untuk berteduh dan bermalam.

Selama aku belum mendapatkan kontrakan tersebut, sementara aku tinggal/kontrak kamar di rumah pak Suhandoyo bersama Hanan (anak tertuaku). Di sana juga ada temanku dahulu yang sama-sama di Jayapura namanya pak Sri Hartama. Lewat dialah aku dapat kontrakan kamar di tempat pak Suhandoyo. dahulu aku pesannya lewat telepon (di awal bulan januari-setelah aku dapat kabar pindah ke samarinda). Ya, memang lebih ekonomis demikian, jika dibandingkan jika sewaktu aku datang dan harus menginap di hotel terlebih dahulu. Biaya yang dua atau tiga hari di hotel bisa digunakan untuk satu bulan kontrak kamar.

Kurang lebih dua minggu aku tinggal di rumah pak Suhandoyo, karena sebetulnya kamar yang akan aku tempati sebetulnya akan ditempati oleh kerabatnya yang memang kebetulan ada kerjaan di sekitar tempat pak Suhandoyo tersebut. Namun karena aku tidak untuk tinggal dalam jangka waktu yang lama, maka aku diijinkan untuk tinggal di rumahnya sementara waktu sambil mencari kontrakan yang aku maksud. Ini kukira tidak lepas karena kebaikan hati pak Suhandoyo sekeluarga.

Selama dua minggu tersebut aku tiap hari sabtu dan minggu jarang di rumah karena jalan-jalan menyusuri Kota Samarinda. Kebetulan aku dipinjami motor oleh Pak Muchtar(kasi Vera KPPN samarinda), yang memang karena kebaikannyalah langkahku menjadi lebih panjang. Dengan motor pinjaman ini aku menyusuri setiap lorong-lorong kota hingga jalan-jalan besar. Konsentrasiku terarah ke sekitar kantorku yang terletak di jalan juanda dan bakal kantor istriku yang ada di jalan panglima M. Noor (daerah Sempaja). Berkali-kali aku berkeliling di dua tempat itu dan diantara kedua kantor tersebut. Sekitar jalan M yamin dan Jalan AW syahrani juga aku jelajahi. Selain hari-hari libur itu, juga pada selepas jam kantor aku juga menyempatkan diri untuk keliling kota, terutama jika ada rekan kantor yang beri informasi adanya tempat kontrakan. Ada pak Hardiyanto, ada pak Darsono, ada pak Sulardi, ada pak Sofyan, ada juga temanku dari Jayapura yang punyateman di Samarinda kasih kabar juga, termasuk temannya istriku di Jayapura kasih info juga. Semua informasi tersebut aku cek lokasinya.

Pernah suatu ketika ada informasi tempat kontrakan dan kebetulan anakku tidak ingin ikut serta untuk melihatnya karena ia ingin segera kembali ke tempat pak Suhandoyo bersama temanku (pak Sri Hartama). Waktu itu aku pergi bersama dengan pak Sofyan melihat tempatnya di sekitar jl. Kadri Oening, tetapi karena memang belum rejekinya, ketika kami sampai di tempat yang dituju ternyata tempat itu sudah diisi oleh penghuni baru yang sedang angkat-akngkat barang. Info ini sebenarnya dari saudaranya pak Sofyan yang bekerja di BPK Samarinda. Sewaktu kami mau meninggalkan tempat tersebut, kebetulan bertemu dengan saudaranya tersebut yang ternyata masih ada cadangan tempat incaran yang kebetulan masih belum selesai dibangun. Rumah tersebut di daerah jl. AW.Syahrani. Kami bertiga kemudian menuju tempat tersebut untuk bertemu dengan pemilik rumah. Setelah bertemu dengan tuan rumah, ternyata masih menggantung, ada dua pihak yang berkepentingan untuk rumah baru tersebut dan kedua-duanya harus menunggu keputusan dan menunggu selesainya dibangun bangunan tersebut.

Ketika pulang ke kantor, ternyata anakku masih berada di situ dan tertidur pulas di samping motor pinjaman dari pak Muchtar. Sepertinya terlambat mengikuti pak Sri Hartama dan kelelahan menungguku. Kasihan anakku ini (kata adikku...untung tidak hilang mas). Tapi aku salut terhadap anak pertamaku ini, ia tampaknya tegar menghadapi hal ini walaupun terpaksa. Sampai saat ini jarang-jarang dia mengeluh akan kondisi yang dialaminya saat ini.

Disamping aku mencari-cari kontrakan tersebut, aku juga ingin mengetahui lebih jauh tentang Kota samarinda ini. Kadang aku sendirian keluar dan kadang aku bersama anakku berkeliling kota. Yang kujadikan patokan saat itu hanya insting saja (katanya pak Sri Hartama jalannya tidak terlalu sulit, ketemu semua dan tidak akan nyasar). Kuturutin saja kata hatiku dan keinginanku, jika terdapat persimpangan jalan, sesukanya aku membelokkan motor pinjaman tersebut. Semakin jauh akan semakin tahu akan kota ini. Sebenarnya cara termudah dengan mencari peta kota dan berpedoman padanya,namun ini sengaja tidak kulakukan di awal-awal minggu tersebut beberapa saat setelah kujelajahi kota, barulah kubeli peta tersebut hanya sekedar ingin lebih dalam mengingatnya).

Suatu ketika aku sampai juga di masjid Islamic Center yang katanya merupakan masjid termegah se asia( iya kali...). Kalau dilihat dari bentuk bangunannya, mengingatkan aku akan Masjidil Haram (walau aku belum pernah ke sana...) yang kulihat di gambar-gambar. Mungkin itu juga yang jadi motivasi pendirian masjid tersebut. Hanya sayangnya lingkungannya belum sempurna betul tatanannya. Tumbuhan dan rumpun yang berada di halamannya belum tumbuh sempurna. Andaikan rumput telah kelihatan hijau dan pohon-pohon palemnya telah banyak daunnya, sungguh sangat terlihat indahnya masjid tersebut.

10 Februari 2009

Perjalanan ke Samarinda

Aku ini merupakan orang terakhir yang berangkat dari Kota Jayapura untuk pindah tugas ke yang baru. Kalau teman-teman yang lain seakan ingin secepatnya meninggalkan kota itu (tentu dengan alasan masing-masing...), rata-rata tanggal 10 sudah pada pergi. Ini karena ada yang pelantikannya tanggal 12 Januari 2009 dan ada juga yang ingin singgah dulu di kampung halamannya sebelum menuju ke tempat tugas barunya. Tanggal 14 Januari 2009 aku baru berangkat ke tempat tugas yang baru untuk dilanti keesokan harinya. Ini karena aku harus rela meninggalkan istriku dan kedua anakku yang masih kecil-kecil di Kota Jayapura.
Aku tidak sempat berpikir untuk singgah ke kampung halaman terlebih dahulu seperti teman-teman. Kurasa waktu yang sedikit itu lebih berharga untuk bersama anak-anak dan istriku di Jayapura daripada singgah ke kampung halaman. Bukannya aku mengabaikan kewajiban terhadap keluarga besarku, tapi kurasa lebih besar lagi kepentingan keluargaku dalam hal ini. Untuk pulang ke kampung halaman kurasa ada waktu tersendiri yang lebih baik.

Semula aku berencana untuk berangkat sendiri terlebih dahulu ke Samarinda dan keluarga akan menyusul belakangan, tapi mengingat waktu untuk menyusul tersebut belum dapat dipastikan dan kondisi anak pertamaku yang baru saja semesteran serta kerepotan jika ketiga anakku kutinggal dahulu di Kota Jayapura, maka kami putuskan untuk ikut serta anak pertamaku berangkat ke Samarinda. Disamping sebagai penghibur hatiku (biar tidak kesepian), sekaligus agar pelajarannya tidak jauh tertinggal/berbeda karena baru masuk semester genap, juga penyesuaiannya tidak terlalu sulit.

Akhirnya tanggal 14 Januari 2009 pagi kami berdua ( baca aku dan anak pertamaku) berangkat ke Samarinda. waktu itu aku diantar pak Kartum ke bandara Sentani. ditengah jalan menuju bandara pak Kartum cerita akhir-akhir ini pesawan Lion yang akan aku tumpangi biasanya terlambat penerbangannya. Sedikit banyak info ini membuatku khawatir (belum lagi pikiranku terhadap kekhawatiran istriku yang kutinggalkan itu), karena aku akan ganti pesawat di Makassar dengan pesawat Merpati. Ini dengan pertimbangan jika aku tetap memakai pesawat Lion , selain biayanya lebih mahal waktu sampai di Samarinda diperkirakan malam hari (sekitar jam 10 malam). Sedang jika ganti pesawat di Makassar dengan menggunakan Merpati, perkiraan sampai di Kota samarinda sekitar jam 16.00.

Sampai di bandara Sentani dengan perasaan masih cemas, aku masuk ke bandara dengan seorang porter untuk membawa barang-barangku yang lumayan banyak. Pak Kartum waktu itu tidak langsung pulang, karena sekalian menjemput kedatangan Pak Kanwil (Pak Prajono) yang dijadwalkan akan datang hari itu juga dari Manokwari


Sambil aku lapor untuk keberangkatan, kupasang telinga untuk dengar info tentang pesawat yang akan kunaiki, dan alhamdulillah ternyata pesawat lion sesuai jadwal kedatangannya di Bandara Sentani. Ini artinya bahwa jadwal keberangkatanku kemungkinan tidak tertunda. Kutunggu keberangkatan di ruang tunggu bandara dengan hati lega.
Selanjutnya perjalanan menuju makassar yang ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam 25 menit tidak mengalami masalah. Oh ya bekal makanan telah dibawakan istriku (lion tidak sediakan...), sehingga anakku tidak terlalu mencemaskannya. Sesampainya di Bandara Sultan Hasanuddin Makasar, kami berdua harus menunggu sekitar 2,5 jam. Waktu yang singkat itu kupergunakan untuk ambil bagasi, lapor untuk keberangkatan menggunakan pesawat merpati, dan kemudian sholat dhuhur. Tepat jam 12.40WITA pesawat berangkat menuju Balikpapan. Perjalanan ke balikpapan ditempuh dalam waktu sekitar 55 menit.

Tiba di Balikpapan sekitar pukul 13.45 dan disambut dengan guyuran hujan yang tidak terlalu deras. Baru kemudian menuju ke Kota Samarinda dengan menggunakan perjalanan darat sekitar 125 km. Kami berdua melanjutkan perjalanan tersebut dengan menggunakan mobil carteran kijang yang memang ada banyak di bandara. Biasanya satu mobil diisi sekitar 4 - 6 penumpang dengan tujuan Kota Samarinda, dengan begini biaya yang ditanggung masing-masing penumpang menjadi lebih ringan. Setidaknya dalam satu kali jalan ongkosnya sekitar 250 - 300 ribu. (sama dengan Bandara sentani ke Jayapura yang hanya 35km). Kondisi jalan yang berbelok-belok dan dapat dibilang sering, semakin membuat kami berdua agak pening. Untung saja anakku bisa tertidur agak lama dalam perjalanan ini,sehingga tidak terlalu terasa (mungkin). Penumpang di depanku yang menjemput anaknya dari jawa, mabuk berat, berkali-kali dia muntah selama perjalanan.

Perjalanan yang diperkirakan selama 2 jam, ternyata ditempuh lebih dari 3 jam. Kami tiba di Kota Samarinda sekitar pukul 18.00 WIT. Ini dikarenakan selain di perjalanan hujan yang turun berhenti dan datang lagi yang mempengaruhi laju kendaraan, juga dikarenakan ada salah satu penumpang yang menyimpang jalur sekitar 10 km, sehinggaperlu waktu lagi untuk kembali ke jalur yang benar 10 km juga.

02 Februari 2009

Perpisahan di Jayapura, 9 Januari 2009

ada hidup ada juga mati..... jika berani hidup, maka
jangan takut menghadapi mati. jika takut mati maka jangan
lah hidup.
itu lumrah terjadi.
Ada pertemuan ....pasti ada perpisahan...
maka jika tidak ingin berpisah, janganlah bertemu.
tapi pertemuan itu adalah rahasia Allah, semakin banyak
kita bertemu seharusnya semakin banyak kita mempunyai
sahabat....
yah ambil manfaatnya saja lah....
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

19 Januari 2009

Episode Jayapura, Papua

Tidak terasa sudah dua tahun lebih aku dan keluarga tinggal di bumi paling timur ini (kota Jayapura), tepatnya sejak tanggal 4 Nopember 2006 lalu. Jujur saja semula aku membayangkan yang bukan-bukan tentang kota ini, tapi dengan tekad yang memang sudah kubawa sejak permulaan aku bekerja dan keyakinan bahwa semua ini adalah buminya Allah, aku berangkat ke Jayapura sendirian sambil mencari terlebih dahulu tempat yang cocok untuk berteduh bersama keluarga, syukur-syukur dapat rumah dinas (ya,...itung-itung tidak mengeluarkan ongkos banyak untuk kontrakan). Istri dan kedua jagoanku kutinggal sementara di Kota Palu, ya...dengan maksud biar mereka tidak repot-repot dalam memikirkan tempat tinggal gitu...


Tidak lebih dari satu bulan aku punya kesempatan untuk mengambil keluargaku di Palu untuk kuboyong ke Jayapura walau rumah dinas yang dijanjikan untukku belum juga kosong, dan sementara aku sekeluarga tinggal di tempat teman seperjuanganku (Pak Agung Yulianta - yang juga sama-sama dari Palu). Aku mendapat kesempatan ini karena dapat tugas ke Anyer tanggal 14 - 18 Nopember 2006, sekembalinya dari sana aku singgah ke Palu untuk membawa keluargaku (3 orang) dan keluarga Pak Agung (4 orang)


Untuk sementara kami menempati rumah dinas Pak Agung bersama-sama sambil menunggu kosongnya rumah dinas jatahku sekeluarga. Tepat tanggal 1 Januari 2007 kami sekeluarga dapat memasuki rumah dinas itu, Alhamdulillah...setidak-tidaknya tempat anak-anakku bermain semakin luas. Untung juga tempatku itu, airnya bisa dibilang sangat lancar, setidaknya dua hari sekali mengalir (maklum di daerah lain ada juga yang seminggu hanya mengalir sekali, atau ada yang tidak sama sekali mengalir, terpaksa harus beli air satu tangki kira-kira 150.000). Alhamdulillah sampai sekarang tidak pernah aku sampai beli air.....

Alam Kota Jayapura sangat menarik, tanahnya berbukit-bukit(yang datar sedikit(dekat gunung dan dekat pula ke laut)), tapi dengan demikian malah mempunyai daya tarik tersendiri. Rumah-rumahnya jadi seperti persawahan di jawa di daerah pegunungan...dibikin terasering. Dari kejauhan sangat ndah dilihat, apalagi di waktu malam. Semakin bagus kelihatannya dengan terangnya lampu masing-masing rumah. Yang indah juga,kita dapat melihat laut lepas dari ketinggian bukit yang jaraknya dari laut tidak terlalu jauh. Kita bisa melihat dari atas, pelabuhan Jayapura yang letaknya di teluk yang airnya tidak terlalu tinggi (beda lagi yang di laut lepas/samudra pasifik yang juga terlihat dari atas). Sangat menakjubkan melihat dari ketinggian yang tidak terlalu jauh, sehingga kita bisa mengamati detail keindahannya dengan mata telanjang (tanpa perlu menggunakan teropong gitu loooh...)

Yang sangat disayangkan, jalan yang ada tidak terlalu banyak alternatifnya. Ini karena kondisinya memang tidak memungkinkan untuk membuat banyak jalan, jadi andaikan ada demo, praktis agak merepotkan, macet sekali dan kadang bisa terhambat perjalanannya karenanya. Alat transportasi bisa dibilang lengkap. Kapal laut setidaknya seminggu sekali masuk pelabuhan Kota Jayapura yang memang ada di tengah kota. Kapal yang masuk diantaranya NGGAPULU, DOROLONDA, SINABUNG. Sedangkan untuk angkutan pesawat, bandaranya cukup jauh dari kota, ya... sekitar 30 km dengan maskapai penerbangan cukup beragam(garuda, merpati, lion, batavia). Jadi banyak alternatif untuk menuju kota ini. Tapi ya... jangan kaget kalau ongkosnya juga banyak (jauh khan... bandara - kota bisa sampai 250 ribu)

Jangan mengira bahwa kota Jayapura masih terbelakang (usianya sudah 98 tahun dan berdasarkan IHDR 2004 Kota Jayapura menempati ranking ke-48 di Indonesia), penduduk pendatang sudah banyak di kota ini, bahkan kalau anda mengunjungi pasar-pasar tradisional akan banyak anda jumpai warga pendatang sebagai pedagangnya (orang jawa,sulawesi, sumatera juga ada). Sektor perdagangan ini sepertinya dikuasai oleh pendatang, walaupun ada juga penduduk asli yang menjadi pedagang, mereka rata-rata berjualan hasil kebun berupa buah-buahan dan hasil bumi lainnya. Tidak ketinggalan juga mereka jualan pinang sebagai kegemaran masyarakat papua (rata-rata gigi mereka sangat kuat). Hanya saja ludah dari aktivitas makan pinang ini dibuang sembarangan. Jadinya yang belum tahu, mengira banyak darah berceceran di jalan-jalan. Padahal itu adalah akibat makan pinang tersebut.

Sedang untuk sektor pariwisatanya tidak terlalu banyak variasi. Andalan utamanya adalah wisata pantai karena kotanya berada di sepanjang pantai. Sepanjang pantai (yang juga sepanjang kota) memang sering dikunjungi. Taman Mesran Pertamina, Pantai depan gubernuran dan pantai daerah ruko dok 2 merupakan tempat favorit anak-anakku untuk bermain-main dikala liburan atau hari sabtu, minggu... Ya.. pilihan ini adalah yang termurah dibandingkan jika memilih tempat-tempat lain. Di tempat lain kadang-kadang kita harus menyediakan biaya tambahan tak terduga untuk mengatasi adanya penduduk setempat yang menarik biaya semaunya. maklumlah harga-harga di papua sangatlah tinggi (mangga yang saya dapat di Kota Palu satu biji dengan harga seribu, di papua minimal 10 - 15 ribu....)

Sebenarnya masih banyak sekali yang bisa diceritakan mengenai Kota Jayapura tentang berbagai potensi yang ada pada Kota Jayapura ini. tentang potensi ekonomi sampai potensi perkembangan kotanya. Hanya sajamungkin kesempatan yang belum memungkinkan untuk mengungkapkannya secara lebih terinci lagi. Namun dari semua itu yang paling penting bagiku adalah bahwa anak laki-lakiku ke-3 lahir di Kota Jayapura (PD4 kata orang sana) tepatnya di RSUD Dok 2 pada tanggal 26 Agustus 2008 setelah kakak keduanya berumur 4 tahun yang lahir di Kota Yogyakarta tahun 2004 dan kakak pertamanya yang berumur 7 tahun lahir di Kota Palu pada tahun 2001.

Beberapa saat setelah aku tulis hal ini,ternyata aku mendapat kabar bahwa aku dimutasikan ke Kota Samarinda, dan terhitung mulai tanggal 14 Januari 2009 aku sudah berada di Kota Tepian ini..... Kota samarinda....