02 April 2009

Sikap mandiri dan bertanggung jawab

Semenjak aku dan anak pertamaku berdua berada di kota TEPIAN ini(kira-kira hampir 3 bulan)setidaknya banyak perkembangan yang terjadi terhadap anakku, dan tentunya juga buatku. Setidaknya selain anakku bertambah usianya, juga karena dipaksa oleh keadaan yang ada sehingga dia bisa bersikap mandiri dan lebih dewasa.

Sebenarnya ini bukan hal pertama yang kami alami. Jadi sudah tidak asing lagi bagiku dan anak-anak untuk menjalani kehidupan yang demikian. Pertama kali ketika tinggal di Jayapura, aku sekitar 2 bulan lebih hanya berdua dengan anak pertamaku. Pasalnya ketika itu istriku yang sedang mengandung anak ketiga sedang di jawa untuk menunggu berita dari instansi pusat tempat dia bekerja berkaitan dengan pemberkasan sebagai pegawai.
Yang lain lagi ketika aku juga harus bertiga dengan kedua anakku di Jayapura, ketika istriku harus ikut dalam prajabatan yang diadakan di Makassar. waktu itu malah lebih repot lagi, selain aku repot dengan kedua anak-anakku yang masih kecil, istriku juga repot karena dalam prajab itu ia membawa anak ketigaku yang masih berumur 2,5 bulan. Walau sudah membawa serta pengasuh anak, namun posisi seorang ibu waktu usia bayinya seperti itu memang agak sulit untuk digantikan.

Di Samarinda ini, mungkin bagi anakku yang pertama sudah lebih terbiasa. Sampai hampir tiga bulan ini, dia sama sekali tidak pernah merajuk lagi, apalagi menangis. Sepertinya ia sudah merasa terbiasa terhadap keadaan yang memang harus dijalani oleh kedua orang tuanya. Memang sih hal ini tidak terlepas dengan komunikasi yang kami bangun dari jauh, dari dua pulau besar yang ada di Indonesia ini(papua dan kalimantan). Setidaknya rasa rindu bisa terobati dengan komunikasi melalui telepon.

Keseharian anak petamaku memang sudah lebih dewasa, walau usianya baru 7 tahun lebih dikit. Dia sudah terlihat mandiri, mulai makan, mandi, belajar, sholat dan bermain sekalipun, dia sudah bisa mengatur waktu. Tidak perlu lagi diingatkan berkali-kali untuk suatu hal. Demikian juga di sekolah, para guru yang juga baru dikenalnya juga banyak komentar tentang kemandirian dan tanggung jawab anakku. Ini mungkin juga tak lepas dari sifat anakku yang memang kulihat mudah dalam bergaul. Ketika belum ada seminggu, dia sudah bisa bermain hampir dengan semua temannya, walaupun belum semuanya dia tau namanya. Demikian juga ketika di rumah, ia juga cepat punya teman bermain. Ini juga yang dapat mengalihkan perhatiannya terhadap jauhnya ibu dan adik-adiknya.

Beberapa hari belakangan anakku ini malah ketika waktu maghrib dia berangkat sendiri ke masjid menggunakan sepedanya dan pulangpun demikian. Sebelumnya jika maghrib ia bersamaku perginya, maklum jarak dari kontrakan ke masjid sekitar 500m dan ada jalan tanjakan dan turunan yang agak curam. Tapi karena ia ingin demikian, maka dari awal sudah kuwanti-wanti untuk berhati-hati dalam perjalanan dan tak lupa untuk berdoa.Setidaknya ini bisa untuk melatih dia dalam hal tanggung jawab dan kemandirian.

Tidak ada komentar: