12 Juli 2013

Ketemu teman lama...

Tak kusangka jumatan kali ini di masjid Istiqlal aku ketemu teman lama namanya Dadi Lestiyardi. Sewaktu aku selesai berdoa setelah melaksanakan sholat jumat berjamaah, aku segera bergegas keluar karena seperti biasanya teman-teman sekantor sekitar 5 orang saling menunggu di depan masjid Istiqlal. Maklumlah sandal kami digabug dalam satu plastik kresek untuk dititipkan. Jika terlambat nyampe luar masjid rasanya gak enak sama temen yang dah berjasa mengambil titipan sandal tersebut di penitipan masjid.

Ketika asik jalan menuju keluar di antara jamaah tak taunya ada yang menghadangku dan manggil namaku. Kulihat sebentar dan aku langsung ingat bahwa itu temen kuliahku dulu. Walau dah ingat kusempatkan juga menggodanya...."eh ini siapa ya namanya....". Permulaan ini yang bikin hangat suasana.....hehehe... Sudah sekitar 15 tahun yang lalu kami tidak ketemu lagi. ternyata di hari ulang tahun ayahku saat ini bisa ketemu lagi dan pas hari jumat pertama di bulan ramadhan. Sayangnya kami tidak bisa bercakap-cakap lama-lama karena aku dah ditunggu temen-temenku di laur masjid. Ya mudah-mudahan di lain waktu bisa ketemuan lagi.

15 April 2013

Ke Kota Gajah....

Dengan alasan ada undangan dari rekan kerja yang melangsungkan pernikahannya di Bandar Lampung, kami akhirnya jalan-jalan menindaklanjutinya. Kebetulan aku belum pernah ke kota itu, kecuali pernah lewat saja dahulu kal ketika kecil waktu orang tuaku pindah dari Bukittinggi ke Purworejo. 

Kami berangkat tanggal 12 April 2013 dengan anggota rombongan sebanyak 11 orang. kurang lebih pukul 20.15.Rute perjalanan dengan menggunakan 1 avansa dan 1 panther menyusuri jalan tol Jakarta-Merak. Kemudian dilanjut dengan penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakahuni di Lampung. Penyeberangan tersebut sekitar 3 jam lebih dikit. Biasanya waktu tempuhnya 2 jam-an. Keterlambatan ini dikarenakan menunggu giliran sandar karena ada kapal yang lagi turunkan penumpang. Lanjut lagi ke kota Bandar lampung yang jaraknya sekitar 97 km kami tempuh sekitar 3 jam. Sebelum ke tempat pak Sanusi, kami singgah ke pantai pasir putih dulu sekalian minum kopi/teh. baru kemudian menuju tempat Pak Sanusi dan tiba di rumahnya sekitar pukul 7.05 WIB.

Istirahat sejenak sekaligus mandi dan makan makanan yang sudah disiapkan keluarga pak Sanusi. Tepat pukul 10.24 kami serombongan pergi berangkat menghadiri resepsi pernikahan rekan kerja kami Tangkas
Nugroho. Acara resepsi diadakan dari jam 11.00 hingga 13.00.

Nah selesai tujuan utama ini, barulah kami jalan-jalan melihat keindahan kota Bandar Lampung. Tujuan wisata yang ingin dilihat kali ini adalah pantai Mutun. Pantai berpasir putih yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Perjalanan menuju Pantai Mutun ditempuh dalam waktu 1 jam (karena sempat terlewat-maklum mencari sendiri dengan modal dengkul-hehehe). Menjelang maghrib baru kami kembali ke rumah pak Sanusi untuk istirahat sebentar dan berencana maen lagi di malamnya di Kota Bandar lampung sembari melihat suasana malam minggu di kota itu. Hanya saja karena kami kelelahan, rencana malam mingguan di Kota lampung dibatalkan. Kami tidur cepat, karena besok harinya harus pulang lagi ke Jakarta.

Hari minggu setelah sekedar membeli oleh oleh yang ada tulisan produksi Lampung-nya, kami kembali ke Jakarta pukul 11.00. Kali ini penyeberangan lancar dan tidak perlu menunggu lama. Dalam waktu penyeberangan 2 jam saja kami sudah sampai di pelabuhan Merak. Kemudian kembali menyusuri Tol Jakarta Merak dan tiba kembali di Jakarta sekitar pukul 21.05 WIB.

13 Februari 2013

Maen ke Ciater, Subang


Indahnya kebersamaan suatu komunitas dalam kekompakan melakukan aktifitas secara bersamaan. Suka duka, walau kegiatan hanya dilaksanakan 3 hari sangat terasa dan bermakna. Kali ini yang paling dibutuhkan  adalah konsentrasi, karena semua kegiatan yang dilaksanakan peran serta peserta secara fisik tidak diutamakan. Offroad.......tinggal duduk, dowhill ....tinggal turun..... gak perlu gowes, rafting......juga tinggal duduk... 

08 Oktober 2012

Ke bukittinggi lagi.......

Untuk kali ketiga (tanggal 29 september -3 Oktober 2012) aku bisa lagi ke Bukittinggi, Alhamdulillah. Disamping menjalankan tugas negara yang dibebankan ternyata masih bisa mengunjungi sanak kerabat yang  tidak setiap tahun bisa ketemuan. Melihat secara langsung kesehatan mereka, bercakap-cakap lebih lama dibandingkan hanya sekedar melalui sebuah telepon genggam. Hanya saja walau sudah 3 kali balik ke Bukittinggi, aku masih belum ditakdirkan bisa naik ke JAM GADANG karena memang waktunya belum tepat. 

Pertama kembali ke sana, JAM GADANGNYA lagi dalam perawatan dengan memperbaharui cat dindingnya. Kali kedua belum bisa juga belum bisa tapi aku lupa karena apa. Sedangkan kali ketiga ini masih belum bisa juga, karena sedang dibangun pagar kecil sekeliling JAM GADANG. Mungkin harus ada kali keempat, kelima, dst....ya...

16 September 2012

Ke Ujung Kulon .......Ujungnya Jawa

Hari Sabtu tanggal 15 September 2012  adalah saat aku dan teman-teman sejenak melepas penat kesibukan kantor menuju Pulau Peucang di Taman Nasional Ujung Kulon. Kami berangkat berenam  menuju Ujung Kulon. Perjalanan yang terbilang lama itu kami tempuh mulai pukul 07.30. Tiba di Balai Taman Nasional Ujung Kulon pukul 11.30. Kamipun bertemu dengan Pimpinan Balai Taman Nasional bapak Muh Haryono dan beberapa staf pegawainya. Dari Pimpinan Taman Nasional Ujung Kulon itu kami mendapatkan gambaran secara umum mengenai kondisi Taman Nasional sebagai tempat konservasi alam bagi Badak Jawa (Badak beccula satu), Banteng dan juga berbagai tumbuhan serta biota laut. Untuk berkunjung ke Taman Nasional Ujung Kulon harus terlebih dahulu mendapatkan ijin dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon. karena itu tidak sembarang orang diperbolehkan berkunjung ke sana.

Setelah silahturahim dengan Pimpinan dan beberapa pegawai Taman Nasional Ujung Kulon dan tentunya telah mendapat ijin untuk berkunjung ke lokasi Taman Nasional Ujung Kulon, kami berarangkat ke desa Sumur sebagai tempat permulaan untuk melaut menuju pulau Peucang dipandu seorang pemandu dari Taman Nasional Ujung Kulon (pak Mumu). Perjalanan dari  Balai Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di Kecamatan Labuhan Kab Pandeglang  ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam.

Perjalanan laut dari Desa Sumur ke Pulau Peucang ditempuh sekitar 3 jam. Tiba di Pulau Peucang jam 18.45. Setelah beristirahat sejenak, mandi dan makan malam barulah kami menuju ke laut lepas lagi untuk memancing. Berhubung arus laut terlalu deras dan mungkin karena kami merupakan pemancing pemula, petualangan malam itu yang hingga pukul 00.30 tidak membuahkan hasil. Satupun ikan tidak dapat kami bawa pulang. Akhirnya malam itu kami tidur pulas dalam kelelahan perjalanan dan ketiadaan tangkapan ikan yang gagal malam itu.

Paginya kami mengunjungi hutan dan padang pengembalaan banteng di Pulau Peucang dan di Ujung kulon(seberangnya pulau Peucang). Subhanallah, pohon-pohon yang ada di Pulau Peucang besar-besar  dan tinggi-tinggi. bahkan ada salah satu pohon yang waktu terjadinya letusan gunung Krakatau tahun 1883 masih berdiri tegak hidup hingga sekarang. Namun sayang sekali kami tidak menemukan kawanan banteng di padang pengembalaannya. saat itu padang pengembalaan masih gersang, musim penghujan belum tiba sehingga rerumputan di padang tersebut masih sangat terbatas dan mengering.

Belum puas kami menyusuri hutan dan karena waktu yang terbatas, akhirnya kami menyudahi petualangan di hutan dan kemudian beralih ke pantai untuk berenang sekaligus melihat trumbu karang yang luar biasa indahnya. Pantai yang begitu bersih dengan pasirnya yang putih lembut seperti tepung sangat mengagumkan untuk dipandang. Subhanallah, hari itu berkali-kali keindahanMu Engkau tunjukkkan kepada hamba-hambamu ini. Kegiatan ini juga sangat terbatas waktunya dikarenakan kami harus kembali ke desa Sumur di pulau Jawa sebelum jam 12.00.

Tepat pukul 12.00 akhirnya kami mengakiri kunjungan di Pulau Peucang kali ini. Perjalanan yang seharusnya dari Desa Sumur ke Pulau Peucang ataupun sebaliknya dari Pulau Peucang ke Desa Sumur ditempuh dalam waktu 3 jam, kali ini kami tempuh lebih dari itu, karena dalam perjalanan kali ini kami menyempatkan untuk 3 kali berhenti di laut lepas untuk mengobati keinginan memancing yang belum terpenuhi kemarin malam. Alhamdulillah kali ini ada juga ikan-ikan yang menghampiri kail kami, setidaknya ada 4 kg ikan kecil-kecil yang dapat kami bawa pulang dari bermacam jenis ikan. Perjalanan laut kali ini ditempuh dalam waktu sekitar 5 jam. Kemudian kami lanjutkan pulang, hingga sampai tempat kedudukan kami di Jakarta pukul 23.30. Alhamdulillah.

27 April 2012

Edisi Palembang


Ternyata setelah awal bulan lalu sempat singgah di bandara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang dan tidak menginjak bumi Sriwijaya, akhirnya kali ini - belum genap satu bulan- dapat juga menginjakkan kaki di tanah tersebut.

04 April 2012

6 Jam di pesawat dari jogja ke jakarta

Dikarenakan cuaca buruk di jakarta, penerbanganku kemarin tanggal 3 April dari Jogja ke jakarta ditempuh dalam waktu 6 jam. Ternyata JT567 yang kutumpangi kemarin, bukan satu-satunya pesawat yang divert di palembang. sempat senam jantung juga waktu mencoba mendarat 2 x dan tidak jadi yg akhirnya ke palembang.
penerbangan jogja-jakarta normalnya 50 menit jadi ditempuh 6 jam.
Namun demikian... alhamdulillah semuanya lancar dan selamat
ini berita selengkapnya yang dimuat pada Sriwijaya Post:

Cuaca Buruk, 9 Pesawat Tujuan Jakarta Divert di Palembang


Sriwijaya Post - Selasa, 3 April 2012 19:57 WIB
Share |

DIVERT.JPG
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Sebagian penumpang pesawat yang mengalami divert memadati boarding lounge Bandara International SMB II Palembang, Selasa (3/4/2012) sekitar pukul 18.00.

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Buruknya cuaca di atas Bandara International Soekarno-Hatta Cengkareng dan diduga adanya kerusakan radar setempat, setidaknya ada sembilan pesawat dari berbagai daerah di tanah air tujuan Jakarta terpaksa divert di Bandara International SMB II Palembang, Selasa (3/4/2012) sekitar pukul 18.00.

Sedangkan satu penerbangan Lion Air JT347 tujuan Palembang-Jakarta melakukan RtB (Return to Base) kembali mendarat di Bandara International SMB II Palembang.

Pesawat yang divert tersebut antara lain maskapai Garuda nomor penerbangan GA 535 dari Banjarmasin dan GA 519 dari Balikpapan.

Lalu pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ539 dari Ujungpandang.

Untuk pesawat Lion Air ada nomor penerbangan JT379 dari Batam, JT399 dari Medan, JT567 dari Ambon, dan JT 355 dari Padang.

Banyaknya pesawat yang divert ini cukup merepotkan petugas ATC (air traffict control) maupun AMC untuk mengatur parkir pesawat.

Parkir pesawat di Bandara International SMB II Palembang pun selain di apron, petugas pun mengaturnya hingga di taxi-way.

Petugas ground handling dari Gapura Angkasa maupun PT PTN pun sibuk mengatur para penumpang di boarding lounge.

Manager Operasi PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Palembang, Iskandar Hamid SSiT, membantah jika pengalihan pesawat ini karena adanya kerusakan radar di Bandara Soe-Ta Cengkareng.

Penulis : Abdul Hafiz
Editor : Sudarwan

28 Februari 2012

Penyegaran kembali

Kalau kalian sibuk selalu, maka sempatkanlah untuk beberapa waktu istirahat karena tubuh juga butuh waktu untuk istirahat. Rutinitas pekerjaan di kantor atau tempat anda bekerja yang menyita waktu banyak untuk menyelesaikannya juga perlu selingan untuk mengembalikan kesegaran tubuh anda dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan-tentunya tidak lepas dari tuntunan agama- pada hal-hal yang diperbolehkan.

Kali ini lokasi untuk melepas penat sejenak adala alam di Citarik Sukabumi. Lumayan lah bisa fresh kembali setelah bermain-main tersebut. Alhamdulillah  


31 Desember 2011

Muhasabah yang telah berlalu, bertekad lebih baik untuk tahun yang akan datang

Pergantian tahun sering dipakai ajang bagi masyarakat untuk melakukan pesta yang sebenarnya lebih kepada pemborosan dan kurang bermanfaat. Betapa tidak, sementara masih banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam lilitan kemiskinan, mereka bahkan - kalau boleh dikata - belum tersentuh sama sekali oleh kita, bahkan pemerintah. Namun banyak dari kita malah dengan ringannya mengeluarkan rupiah untuk perayaan tahun baru membeli kembang api yang akan dinyalakan di pergantian tahun baru. Sementara untuk bersedekah saja berpikir tujuh kali untuk mengeluarakannya dan yang keluar adalah lembaran-lembaran yang nilainya kecil atau bahkan hanya recehan saja yang bisa meluncur. Bukankah lebih baik, dana kembang api tersebut diperuntukkan buat mengentaskan kemiskinan, membina mereka-mereka yang belum tersentuh tersebut.
 
Tahun baru lebih baik diisi untuk muhasabah diri yang jauh lebih bermanfaat daripada sekedar hura-hura dan akhirnya menyisakan banyak sampah-sampah menumpuk. Waktunya kita untuk muhasabah diri. Berapa banyak amal yang telah kita kumpulkan. Berapa banyak kesalahan yang telah kita lakukan. Bermanfaat kita bagi orang lain, buat keluarga (anak dan istri). Sementara waktu yang telah dijatahkan untuk kita berkurang 1 tahun. Kulit sudah semakin keriput. Rambut sudah semakin banyak beruban. 
 
Mumpung masih diberi waktu, marilah kita bertekad untuk memperbaiki diri dan memanfaatkannya untuk kebaikan dan tilak melakukan hal-hal yang sia-sia. Awal tahun hendaknya kita mantapkan niat untuk semakin baik dan semakin mendekatkan diri pada Yang Maha Esa untuk memperoleh ridho-Nya.

27 Desember 2011

Empati.....belum semua orang mengerti

Berbagai kasus "bentrokan" antara masyarakat dan aparat keamanan sangat "mengesankan". Betapa tidak, kejadian-kejadian seperti itu akhir-akhir ini kerap kali kita dengar. Belum lagi kasus MESUJI selesai, telah kita dengar kembali kejadian serupa di BIMA. Hal ini menunjukkan seberapa tinggi tingkat kedewasaan masyarakat INDONESIA ini dan juga seberapa tinggi kualitas aparat keamanan KITA.
Apakah mereka semua tidak terdidik....tidak juga, banyak dari mereka yang telah mengenyam pendidikan (bahkan sampai ke tingkat yang tertinggi). Apa yang salah pada, pada masyarakat kita, pada aparat keamanan KITA.  Mereka bisa baca dan bisa tulis, hanya saja belum menggunakan nalar dan pikiran serta nurani sebagai manusia. Mereka masih mementingkan kepentingan sendiri-sendiri, dan tidak pandai berempati. Jikalau keadaan seperti ini terus berlanjut, bagaimana INDONESIA bisa MAJU....
Untuk itu marilah KITA memperbaiki diri, menggunakan nalar dan pikiran KITA untuk KEBAIKAN dengan tidak mengabaikan hak-hak orang lain. Andaikan pribadi-pribadi orang-orang INDONESIA baik, maka kebaikan itu akan terhimpun dalam kebaikan yang lebih besar lagi hingga terciptanya bangsa yang baik pula.

27 November 2011

Usia Jembatan Kukar 10 Tahun ?

Mendengar jembatan Kutai Kartanegara yang menghubungkan Tenggarong ke Samarinda runtuh atau ambruk tanggal 26 November 2011 sore kemarin, sangat memprihatinkan. Banyak pertanyaan timbul akan kejadian ini. Bagaimana proses pembangunannya? Pengawasan terhadap speknya? Perawatannya? Siapa pemborongnya? Siapa Ahli tehnik sipilnya? Bagaimana moralitas dari yang mengerjakan pembangunan jembatan tersebut? sampai-sampai tingkat korupsi (kalau tidak mau disebut budaya korupsi) di negeri ini pun ada kaitannya dengan kejadian ambruknya jembatan ini.
Semua perlu pembuktian lebih detail, tapi sebenarnya ambruknya jembatan itu sendiri sudah menjadi bukti bahwa pembangunan prasarana fisik kita banyak masalah. Tidak hanya jembatan saja yang ambruk, gedung sekolahpun kerap kali kita dengar roboh atau atap plafonnya runtuh.Semua ini sangat memprihatinkan. Segelintir orang mengambil keuntungan dari pekerjaan fisik tersebut mengakibatkan banyak orang-orang tak berdosa mendapat celaka karena ulah mereka.Pada ambruknya jembatan Kukar ini saja telah menelan korban meninggal 5 orang, 40 luka-luka, dan 32 orang masih dinyatakan hilang dan belum ada kabar beritanya.
Hal ini seharusnya menjadikan kita selaku anak bangsa, mengoreksi diri dan memperbaikinya.Mental bangsa ini harus terus dibenahi sehingga perilaku-perilaku tidak jujur, perilaku tidak adil, perilaku yang menyimpang dari kebenaran dapat ditiadakan.

26 November 2011

Roda Berputar Lagi

Sepertinya memang sudah menjadi sunnatullah bahwa roda itu bundar dan perputarannya memang sudah demikian. Suatu ketika titik terendah akan menjadi titik tertinggi dan begitu juga sebaliknya titik tertinggi akan juga suatu ketika menjadi titik terendah. Kalau roda tersebut diputar dalam keadaan datar, maka titik yang paling kanan suatu ketika akan menjadi titik yang paling kiri, demikian sebaliknya.
Tidak beda juga dengan apa yang terjadi dalam dunia kerjaku, bagian per bagian dalam dunia kerjaku juga bisa diibaratkan roda tersebut yang diletakkan datar. Bagian per bagian bisa silih berganti dijalani. Suatu ketika di bagian A dan dilain waktu di bagian B dan di suatu ketika lagi kembali ke bagian A. itu sudah biasa karena perputaran roda mutasi begitu cepatnya. kali ini aku kebagian lagi untuk bagian yang pernah dua periode kujalani dengan tempat yang berbeda.
Ya.... semua bagian sama saja asal dijalani dengan ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab... semoga jadi amal sholeh yang memperbanyak timbangan amalku di akhirat....amin

04 Februari 2011

Bermain sejenak di Cileunca, Pangalengan.....

Ada kalanya dibutuhkan juga melepas lelah dengan bernmain ala anak kecil, karena pada dasarnya manusia memang masih mempunyai sifat kekanak-kanakan. Sejenak untuk melupakan kesibukan, kepenatan, dan itung-itung juga menghilangkan kesepian dikala hari sabtu minggu tidak berkumpul dengan keluarga tercinta. Asyik juga bermain di Cileunca Panglengan hari sabtu tanggal 29 Januari 2011.

Merasakan jadi anak kecil kembali serasa umur ini belum menyentuh kepala 3. Merasakan derasnya arus Palayangan River yang menyeret perahu apung kami....hup sangat menyenangkan. Walau ada cerita temen yang sempat tercebur dan terseret arus hingga beberapa meter, namun masih tetap menyenangkan. Serasa semakin dekat dengan Sang Maha pencipta. Apalagi ketika main tembak-tembakan, dan diri ini terkena tembakan, sempat terbayang jika itu merupakan suatu pertempuran yang betulan. Apalah artinya diri ini jika sudah sampai waktunya. Sudah tidak lagi dapat bermanfaat bagi keluarga, sanak saudara dan orang lain. Mudah-mudahan semua ini dapat semakin meningkatkan keimanan diri ini dan dapat menjadikan hidup ini bermanfaat sesuai tuntunan Qur'an. Amin

01 September 2010

Takana jo kampuang......

Setelah sekian lama tidak pulang ke tanah kelahiran, akhirnya tersampaikan juga keinginan hati untuk melihat dan merasakan kembali segarnya udara di tempat di mana aku dilahirkan. Waktu yang lebih dari 30 tahun sudah cukup membuatku sangat merindukannya. Tempat yang asri, tempat yang indah, dan sekaligus bersejarah bagiku..... BUKITTINGGI.....











29 Juli 2010

Liburan sekolah di Jawa

Kali ini anak-anak kubawa liburan ke tempat Simbah mereka. Bukan apa-apa, hanya sekedar ingin mendekatkan secara batin antara anak-anak dan simbah mereka. Waktu yang hanya sebulan serasa belumlah cukup untuk liburan, namun jika terlalu lama juga tidak baik, karena untuk libur kali ini aku hanya bisa menemani mereka bermain hanya seminggu sekali di hari sabtu dan minggu. Posisiku yang berada di Jakarta, mengharuskan aku tiap jum'at sore harus mudik ke purworejo dan jogja. Hal ini kurasa lebih masuk akal dibandingkan kalau aku harus tiap minggu balik ke samarinda. Untuk pulang ke purworejo/jogja jauh lebih hemat dan frekuensi bertemu dengan anak-anakku bisa lebih banyak.

Dari tanggal 13 juni hingga 10 juli anak-anakku berada di tempat simbah mereka. Seminggu di purworejo dan seminggu kemudian di jogja. Ini juga untuk berbagi antara simbah di Purworejo dan simbah di Jogja. Setiap kali aku pulang menjenguk mereka dan sekaligus tentunya mengunjungi Bapakku dan Ibu mertuaku, anak-anakku selalu mengajak bermain atau jalan-jalan. Pergi ke kolam renang, pergi ke pantai, main sepeda, beri makan kelinci, main ke sawah, dan masih banyak lagi yang lain. Ternyata anak-anakku sangat senang di tempat simbahnya. Maklumlah.... orang bilang perhatian dan kasih sayang orang tua beda dengan kasih sayang/perhatian kakek atau nenek mereka. Selain itu yang membuat mereka senang di tempat Kakeknya karena di sana juga banyak teman bermain sebaya, dari kakak dan adik sepupu hingga tetangga-tetangga di desa yang juga banyak mempunyai anak-anak kecil sebaya anak-anakku. Saking senangnya di tempat Simbah, sampe-sampe anak keduaku-Hishnun-waktu mau pulang merengek padaku, "ayah besok ke tempat simbah lagi ya, yang ada mbak Dian nya? wah...bagaimana ini, tidak setiap saat bisa pulang pergi seenaknya, biaya juga harus diperhitungkan tentunya. Antara kebutuhan dan keinginan tentunya harus diselasarkan. Ya mudah-mudahan dapat rizki lagi dan bisa untuk silahturahim lagi ya..... nak.