28 April 2010

Senang Bertemu Walau Hanya Dalam Mimpi.....

Setelah sekian lama aku tidak jumpa dengan ibuku, semalam aku sangat bersyukur pada Alloh-alhamdulillah ya Alloh- walau hanya bertemu dalam mimpi, Engkau beri kesempatan pada hambaMu ini untuk melihat dan memeluk Ibundaku tercinta bagaikan di alam nyata. Saat itu Ibuku baru pulang dari persawahan, ketika aku datang bersama Bapakku dari rumah adikku. Ibuku terlihat bahagia, Ia tersenyum padak
u dan juga pada Bapak. Betapa rindunya aku pada Ibu, sehingga setiba di hadapannya, Ibu langsung aku peluk seerat-eratnya. Dalam dekapan Ibu aku merasakan kenyamanan dan ketenangan yang luar biasa. Mungkin ini juga dikarenakan aku tidak bisa setiap saat bisa bertemu dan berjumpa dengan Ibu, yang semua kasih sayangnya selalu kuharapkan. Aku sangat merasa senang dengan melihat Ibuku tersenyum.

Ya Alloh berilah kesempatan kepadaku untuk kembali bisa bertemu dengan Ibuku dalam mimpi, karena hanya dengan mimpi saja, seakan aku melihat Ibuku hidup kembali, walaupun secara nyata Ibu masih tetap hidup dalam hatiku. Di hari ini, tepat empat bulan yang lalu-pada tanggal yang sama- Engkau telah memanggil Ibuku ya Alloh. Padahal 2 minggu sebelumnya, hambaMu ini berencana untuk selalu mengunjungi Ibu dan Bapak di rumah secara berkala 2 mingguan. Tapi segalanya Engkaulah yang menentukan. Rencana Engkaulah yang merupakan rencana terbaik.

Saat itu aku merasa senang bisa kembali ke tanah jawa, itu artinya bahwa aku bisa lebih sering punya kesempatan untuk berkunjung ke tempat kedua orang tuaku. Kesempatan ini merupakan kesempatan yang langka bagiku, setelah sekitar 10 tahun aku berada di luar jawa, yang artinya aku tidak bisa sering-sering pulang ke rumah orang tuaku. Tidak setiap tahun aku bisa pulkam, kecuali jika kebetulan aku mendapat tugas untuk ke Jakarta atau daerah lain di jawa, dapat aku sempatkan untuk singgah ke rumah Orang Tua walaupun hanya sesaat.

Dengan aku dimutasikan ke Jakarta, sebenarnya kedua orang tuaku merasa sangat senang, tetapi kenyataannya kebahagiaan tersebut hanya bisa sampai ke angan-angan saja. Ibuku belum sempat merasakan kunjunganku dua mingguan sesuai rencana. Bapakku merasa sedih ditinggal Ibuku yang dua minggu kemudian kembali KehadiratNya. Manusia punya rencana, tapi Allohlah yang menentukan. Dan yang pasti, Alloh tentu punya rencana lain yang paling baik akan hal ini.


12 April 2010

Capeknya pindahan rumah.....

Untuk kesekian kalinya aku harus pindah rumah kontrakan lagi. Entah sudah berapa rumah yang sudah kudiami, namun semuanya bukanlah milikku.Orang bilang kami ini adalah kontraktor, bukan seorang yang dapet job untuk bangun rumah atau sebangsanya,tetapi seorang yang selalu ngontrak dan ngontrak lagi. Mungkin sudah lebih dari sepuluh rumah yang aku tinggali sejak sendiri sampai sekarang dengan anak dan istri.

Pindahan kali ini benar-benar capeknya bukan kepalang.Sehabis menempuh perjalanan dari sore hari dan tiba di tengah malam, besoknya sudah harus angkat-angkat barang untuk dipindahkan. Untung sebagian besar barang-barang sudah diberesin/dipak, tinggal sisa-sisanya saja yang harus ikut kubantu mengepaknya. Sudah perjalanan melelahkan, kurang tidur dan harus angkat-angkat barang tuk pindahan serta beres-beres, rapi-rapi di kontrakan yang baru dalam seharian, kemudian besok siangnya sudah harus kembali lagi ke tempat kerja dengan menempuh perjalanan seharian juga, terbanyang tidak capeknya?

Belum lagi kontrakan yang baru perlu dibenah-benah, kunci pintu ada yang tidak beres, lampu juga tidak lengkap, kamar mandi harus juga dibetulin, bersihkan tandon air, buat meja dapur, dan juga sekat ruangan juga diperlukan untuk kenyamanan. Itu semua butuh bahan-bahan untuk betulinnya. Cari bahan dan cari tukang untuk betulin semua itu. Dalam waktu dua hari saja (kurang kali=jum'at dini hari sampai minggu siang)semuanya harus selesai. Keliling kota cari semen, pasir, bata, keramik, kayu dll harus diselesaikan semuanya.

Ini semua demi kasih dan sayangku pada mereka( anak dan istriku), agar mereka tidak terlalu menanggung beban yang berat tanpaku disampingnya. Ini bukanlah suatu keluhan, melainkan ungkapan cintaku pada mereka dan wujud perhatianku padanya, selain memang tugasku sebagai suami dan rasa tanggung jawabku pada mereka yang telah diamanahkan-Nya padaku. Lelah, capek, dan apa namanya tak kuhiraukan semua, asalkan mereka merasa senang karenanya. Jarak Jakarta-Samarinda pun bukanlah penghalang untuk hal ini, semuanya berlandaskan akan niat yang baik untuk melakukannya. mudah-mudahan semuanya menjadi berkah dan ditulis sebagai amal sholeh kami( termasuk teman-teman yang turut serta membantu dalam kepindahan kontrakan kami sekeluarga)

19 Maret 2010

Ibukota?

Sudah dua bulan aku berada di ibukota, ternyata benar kata orang, semuanya serba cepat dan bisa dibilang terburu-buru. Apa-apa inginnya cepat selesai. Mungkin memang itu ya.... iramanya kalau hidup di ibukota. Sampai-sampai untuk olahragapun harus cepat-cepat, keburu urusan yang lain menanti. Ya...akhirnya olahraga yang cocok adalah jalan cepat ataupun lari cepat....hehehe.....

Disampin itu ternyata di ibukota, harus pandai-pandai berhitung, diantaranya berhitung waktu, berhitung cuti, berhitung jarak, berhitung biayanya, dan lain-lain serba dihitung. Kayak orang pelit jadinya. Ah...kok jadinya kayak orang menggerutu ya.....Tapi apa mau dikata, memang itu adanya, tinggal dijalani saja dengan ikhlas dan sabar. Semuanya memang sudah diatur waktunya sampai sedetil sekalipun oleh Yang Maha Kuasa.

09 Februari 2010

Berusahalah menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain....

Bulan ini aku baca majalah Sahid, diantara artikel yang menarik bagiku adalah yang membahas tentang manfaat seseorang bagi orang lain. Intinya semua orang itu ada manfaatnya bagi orang lain, hanya saja seberapa besar kemanfaatan itu tergantung padi diri masing-masing orangnya. Makanya ada hadits yang kurang lebih menyatakan "sebaik-baiknya orang adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain"

Pada perjalananku balik ke Jakarta hari minggu kemarin (setelah mudik hari jum'at ke kotaku,purworejo) kebetulan di kereta, aku duduk di samping seorang nenek yang berusia 65 tahun. Nenek itu ingin diajak ke Jakarta oleh anaknya yang semuanya tinggal di Jakarta. Sebenarnya nenek itu tidak ingin ke Jakarta, tapi apa boleh buat karena anak2 nenek itu yang jumlahnya 5 orang sangat mendesak.

Selama di perjalanan nenek itu dengan semangatnya menceritakan tentang kematian suaminya yang sudah berlalu 1 tahun dan juga tentang kejadian kematian cucunya sebelum suaminya meninggal. Dengan diiringi kesedihan dan keluarnya air mata, nenek itu masih tetap bersemangat untuk menceritakan detil kejadian kedua kematian itu, walau disela-sela ceritanya, nenek itu sering ditegur oleh anaknya agar tidak mengingat-ingat kejadian itu lagi. Nenek itu tetap melanjutkan ceritanya. Ia sangat terkenang akan suami dan cucunya itu, walau sudah sekian lama kejadian itu telah berlalu.

Dengan cerita si nenek itu, aku jadi lebih bisa memahami, betapa sedihnya bapakku ketika ibuku meninggal sekitar 40 hari yang lalu. Sebenarnya bukan hanya bapakku saja yang sedih, kami anak-anaknya semua juga sedih. Kematian Ibu sangat mendadak, dan membaut kami terkejut semuanya(karena tanpa sakit sedikitpun). Dengan cerita nenek itu, setidaknya dapat menggambarkan bahwa yang paling merasa sedih dan kehilangan adalah pasangannya(suami/istri).

Di sini , dengan mendengarkan cerita nenek itu ternyata terdapat beberapa manfaat diantaranya: nenek itu menjadi lega dengan menceritakan kisahnya tersebut sehingga beban di dadanya dapat terkurangi (plong= ada yang mau mendengarkan ceritanya), selain itu juga bermanfaat bagiku untuk perbandingan akan kesdihan bapakku yang baru 40 harian ditinggal ibuku. Jadi dengan aku mendengarkan kisah sedih nenek itu, berarti aku telah memberikan manfaat bagi si nenek dan juga si nenek juga memberikan manfaat bagiku dengan berbagi cerita dan pengalamannya. Oleh karena itu marilah kita semua untuk saling berlomba-lomba dalam memberikan manfaat kepada orang lain, sehingga keadaan bisa menjadi lebih baik.

02 Februari 2010

Siklus berulang lagi.....

Hampir sebulan aku hidup di ibukota Jakarta, ini menjadikan diriku seperti ketika aku sekolah di Jogja dahulu. Aku terpaksa jadi anak kost, dengan berbagai tantangannya. Sebenarnya ini tidak terlalu masalah bagiku. Kuhitung-hitung sudah berkali-kali aku demikian, menjalani kehidupan seorang diri di rantau, hanya kawan dan temanlah yang menjadi saudara di rantau.

Ketika aku kuliah di Jogja, aku bisa pulang ke rumah tiap dua minggu sekali. Ketika merantau ke kota Palu, aku baru bisa pulang setelah 8 bulan di sana, itupun karena adanya diklat yang diadakan di Jawa. ketika aku sekolah lagi di jogja, aku bisa pulang tiap minggu, inipun karena keadaannya lebih baik dibanding dahulu. dan tuntutan agar dapat lebih dekat dengan anakku yang kedua yang baru lahir (agar dia akrab dengan ayahnya). Baru kali ini yang terasa lebih berat, karena harus berpisah lagi. Yang paling memberatkanku adalah anak ketigaku yang masih kecil, sementara aku tidak bisa pulang setiap saat karena kondisi lokasi jauh dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun akan tetap kuusahakan untuk dapat berkomunikasi dengan anak-anak dan istriku walau hanya melalui telephone.

Kehidupan anak kost sudah tidak asing lagi bagiku, jadi aku tidak terlalu canggung lagi. Berbagai permasalahan memang bisa timbul karena adanya perbedaan laatar belakang dari para penghuni kost tersebut. Tidak hanya itu sampai yang kecil sekalipun-misalnya soal kebersihan- ini juga sering menjadi masalah. Tapi tak usahlah kuungkap, kurasa anda juga sudah tahu. Suka dukanya begitu unik, cari makan, antri untuk mandi,dll. Inilah kenyataan bagiku, sepertinya tidak pernah berhenti akan selalu berulang (kecuali ada kebijakan lain dari pemegang kebijakan di tempat kerjaku). siklus ini akan terus berualang dan terus berulang. inilah kenyataannya. hadapi dan jangan pernah menyerah dan berkeluh kesah.

02 Januari 2010

Oh Ibu........

Seminggu setelah hari ibu, selasa hari itu (29 Desember 2009) merupakan hari yang diliputi kabut bagi diriku dan keluarga besarku. Bukan hanya mendung tebal yang ada di Kota Samarinda saja yang ada, tetapi ternyata mendung itu juga merayap sampai ke lubuk hatiku. Betapa tidak, siang itu setelah makan siang bersama anakku yang kedua (Hishnun), aku mendapat telpon dari adikku yang di Purworejo. Betapa terkejutnya aku dan serasa tidak percaya, dari sana aku mendengar adik bungsuku sambil menangis mengabarkan bahwa ibuku baru saja meninggal dunia hari itu pukul 11.45 WIB. Padahal baru hari sabtu sebelumnya aku menelepon ibuku tersebut lama-lama seperti kebiasaanku selama ini. Saat kutelepon itu, ibuku sangat semangat menceritakan bahwa hari minggu berikutnya akan menghadiri undangan bimbingan haji. Aku senang mendengarnya.

Tetapi ternyata hari sabtu itu adalah hari terakhirku mendengar suara ibuku yang merdu sekali di telingaku secara langsung. Hari sabtu itu adalah hari terakhirku bisa menelepon ibuku melalui jaringan dunia. Dengan mendengar suaramu, Ibu, semangat anakmu di rantau bisa bertambah. Dengan mendengar suaramu, Ibu, anakmu ini bisa merasakan ketentraman di hatinya. Betapa tidak, kerinduan ini dapat sedikit terobati hanya dengan mendengar suaramu ...oh....IBU.

IBU....., ternyata ketika tanggal 1 Nopember 2009 kemarin adalah kali terakhir Engkau bisa mengantarku pergi. Kali terakhir aku melihat tangisanmu yang tertahan ketika melepas kepergianku. Bukan maksudku untuk meninggalkanmu pergi merantau, namun keadaan yang memaksanya demikian. Aku masih ingat ketika setelah 2 bulan aku meninggalkan Kota Purworejo ,pergi ke Kota Palu, aku berkeras untuk pulang ke kampung saja. Akan tetapi waktu itu IBU dan Bapak tidak mengijinkannya. Padahal kerinduanku sebagai anak yang ingin selalu berada di dekat kedua orang tuanya sangatlah besar di dadaku. Keinginan seorang anak yang ingin selalu dibelai oleh kedua orang tuanya pun besar di dadaku. Aku tidak rela dan tidak ingin IBU dan Bapak bersusah payah lagi pergi ke sawah, memanen padi tiap datang musim panen tiba, dan menjemurnya setelah itu, yang sangat membutuhkan tenaga yang cukup berat untuk mengerjakannya. aku ingin selalu membahagiakan kalian, IBU dan Bapak.

IBU...., betapa besar jasamu padaku dan saudara-saudaraku. Engkau telah melahirkanku, merawat, dan mendidik kami hingga besar seperti ini......Lihatlah BU....anakmu ini. anak yang selalu merindukanmu. Engkau tidak pernah marah kepada kami, kecuali karena didorong oleh kasih sayangmu pada kami. Sementara kami .... kami ....sering membantah dan bertengkar.....sehingga membuatmu kesal. Maafkan kami IBU, itu semua karena ego kami yang masih tinggi. maafkan kesalahan kami IBU..

IBU.... bagiku Engkau tetap masih hidup. Hati kami ini tidak akan pernah melupakanmu IBU. walau bagaimanapun dan apapun kami akan selalu mengingatmu dan menghidupkanmu dalam hati-hati kami....OH.......IBU......

19 Desember 2009

Yakinlah ini yang terbaik......Mus.......

Siang itu waktu istirahat makan di grand victoria dalam rangka rekonsiliasi data dengan kantor cabang utama PT Askes Samarinda, temanku yang dari KPPN Samarinda (pak Muchtar) mendapat SMS dari temannya di jakarta bahwa ia dipindah ke Semarang. Betapa senangnya temanku tersebut, sampai-sampai ia tak kuasa menahan air matanya ketika memberitahu kabar tersebut kepada keluarganya. Pasalnya beliau dipindahkan ke tempat dimana keluarganya ada di kota tersebut, syukur.....alhamdulillah....kami ikut bahagia pak.

Sepulang dari acara tersebut, di kantor ternyata telah ramai juga dibicarakan perihal mutasi yang katanya telah keluar ini. Yang berharap.....pada tanya-tanya ke temannya yang berada di kantor pusat....sekedar untuk tahu lebih dahulu. Maklumlah, di kantorku....kata-kata mutasi itu seperti pisau bermata dua. Kadang baik dan kadang juga sebaliknya. kadang ditunggu-tunggu dan kadang pula tidak ingin diharapkan. Bagi mereka yang pada posisi tempat yang enak (misalkan di jawa), mereka sangat cemas akan kata-kata "mutasi". Sebaliknya bagi mereka yang kebetulan di tempat yang kurang sesui(apalagi di indonesia bagian timur), hadirnya yang namanya"mutasi" sangat....sangat diharapkan.

Malam harinya aku terpikir ternyata sudah 10 tahun aku berada di luar pulau jawa (yaitu sulawesi, papua, dan kalimantan), terakhir di Kota Samarinda sejak 15 Januari 2009. Kali ini aku dan keluarga merasa lebih nyaman berada di kota ini. Hampir semua yang ada dalam angan kami sesuai dengan keadaan kota ini. Walau ada beberapa hal yang tidak sesuai, namun prosentasenya tidak terlalu besar dibanding kota-kota yang lain. Di tengah-tengah renunganku, tiba-tiba aku mendengar nada sms dari HP ku, dan langsung kubuka. Betapa terkejutnya, setelah sms dari temanku ditjen pajak di Jayapura kubuka. Isinya adalah ucapan demikian: "Barakallah atas mutasinya". Aku sangat terkejut dan sempat terpekik suaraku....aku sungguh belum berharap untuk dimutasikan. Belum ada 1 tahun aku di kota Samarinda ini, harus bergeser lagi. Istriku saja baru pindah ke Samarinda bulan agustus lalu. Kami baru saja kumpul kembali setelah sekitar 8 bulan berpisah (Samarinda-Jayapura).

Untuk memastikannya kutelusuri kebenaran berita itu, dan ternyata memang meyakinkan. Apalagi setelah teman-teman dari kantor satu per satu juga mengatakan demikian pula dan menyatakan telah melihat SK nya. Juga teman-teman dari daerah lain(Palu, Jambi, Jakarta) mengabarkan hal tersebut. Malam itu juga aku dapat email SK itu dari Palu. Hatiku perih juga melihat SK kali ini, terbayang olehku akan kondisi Jakarta, perpisahan dengan anak-anakku yang masih kecil-kecil yang masih sangat membutuhkanku(katanya). Juga betapa repotnya istriku mengurus anak-anakku yang 3 dan laki-laki semuanya. Namun jika dibawa serta ke Jakarta, akan lebih repot lagi. Kasihan anak-anak dan istriku, dan tentunya juga kasihan aku sendiri.....

Semua rencana yang telah kami susun harus disesuaikan dengan keadaan tersebut. Rencana A menjadi A', rencana B menjadi B'. Semuanya harus disesuaikan dengan rencana Allah yang telah diperlihatkan. Manusia punya rencana, tetapi rencana Allah lah yang lebih baik......yakinlah ini yang terbaik .....Mus........

27 November 2009

Tarakan.....


Tarakan .....menurut sejarah nama tarakan berasal dari kata "tarak" yang berarti bertemu dan "ngakan" yang berarti makan. Menurut cerita rakyat, ini dahulunya diartikan tempat para nelayan untuk beristirahat makan,bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain.

Sebagai Kota, Tarakan ditetapkan berdasarkan Undang-undang no 29 tahun 1997 dan peresmiannya yang sekaligus ditetapkan sebagai hari jadinya pada tanggal 15 Desember 1997. Jika melihat dari segi fasilitas yang ada, Kota Tarakan termasuk kota yang lengkap dengan fasilitas umum, sehingga tak ayal lagi potensi dan perkembangan ekonominya cukup baik. Kota ini memiliki bandara juwata yang bisa didarati pesawat berbadan lebar, juga memiliki pelabuhan laut yang cukup memadahi sehingga memudahkan akses keluar masuk Kota Tarakan. Sejak diketemukannya ladang minyak pada tahun 1896, kota ini mulai berkembang dengan pesat.


13 Oktober 2009

Tes Kepribadian iPersonic typology

Mencoba tes kepribadian secara online pada http://www.ipersonic.com, kepribadian saya digambarkan sebagai berikut(apa iya?):

Realis Tepercaya

Tipe Realis Tepercaya rendah hati dan sangat memikirkan tanggung jawab. Mereka cermat, pendiam, dan menuntut. Sifat mereka yang paling menonjol adalah dapat diandalkan dan mereka akan selalu berusaha memenuhi janji yang pernah mereka lontarkan. Tipe Realis Tepercaya adalah orang-orang yang cenderung tidak banyak bicara dan serius, mereka tidak banyak bicara namun pendengar yang baik. Kadang-kadang mereka kelihatan pendiam dan menjaga jarak bagi mereka yang belum kenal walaupun biasanya mereka memiliki kejenakaan dan semangat yang tinggi. Kekuatan mereka adalah ketelitian, rasa keadilan yang tinggi, kegigihan yang hampir menuju keras kepala, dan sikap pragmatis, penuh semangat, dan tekad. Tipe Realis Tepercaya tidak pernah ragu ketika sesuatu harus dilakukan. Mereka melakukan apa yang perlu tanpa mengumbar kata-kata.

Jenis kepribadian ini tidak hanya berharap banyak pada diri sendiri namun juga pada orang lain. Begitu tipe Realis Tepercaya menetapkan diri pada sesuatu, sulit membujuk mereka untuk berpaling. Mereka tidak suka mempertaruhkan sesuatu. Merencanakan berarti keamanan bagi tipe Realis Tepercaya, begitu juga halnya dengan keteraturan dan disiplin. Mereka tidak keberatan menghormati otoritas dan hirarki namun tidak suka mendelegasikan tugas. Mereka yakin orang lain tidak akan mengerjakannya sesungguh-sungguh mereka. Di posisi manajemen, mereka sangat berorientasi pada tugas – mereka memastikan semuanya dikerjakan dengan baik; namun demikian, mereka tidak terlalu berminat menjalin hubungan pribadi dalam lingkungan pekerjaan.

Dalam hubungan asmara, tipe Realis Tepercaya juga amat tepercaya. Sebagai pasangan, mereka dapat dipercaya dan konsisten, seimbang dan berpikir dengan akal sehat. Keamanan dan kestabilan sangat penting bagi mereka. Mereka nyaris tidak punya waktu untuk bermewah-mewah dan main-main. Siapa pun yang mendapatkan mereka sebagai teman atau pasangan dapat mengandalkan mereka seumur hidup. Namun demikian, butuh cukup banyak waktu bagi tipe Realis Tepercaya untuk memasuki suatu hubungan asmara atau pertemanan. Mereka tidak terlalu membutuhkan kontak sosial; oleh karena itu mereka sangat cermat ketika memilih pasangan dan teman dan membatasi diri dengan lingkaran kecil namun eksklusif yang sesuai dengan tuntutan tinggi mereka. Mereka cenderung menunjukkan keakraban mereka kepada orang-orang yang penting bagi mereka dengan tindakan – pasangan mereka sebaiknya tidak mengharapkan deklarasi cinta yang romantis.

Sifat-sifat yang menggambarkan tipe ini: introvert, praktis, logis, penuh perencanaan, sadar tradisi, terorganisir, gigih, objektif, rapi, sungguh-sungguh, waspada, setia, menyukai kedamaian, menggunakan akal sehat, rendah hati, mengutamakan tanggung jawab, pendiam, hati-hati, mandiri, tepat waktu, teliti, menuntut, kemampuan untuk berkonsentrasi, dapat dipercaya, mengulik detail, dapat diandalkan, ulet.

12 Oktober 2009

puasa syawal

Wahai saudaraku..... bulan syawal sudah hampir sampai ke ujungnya....apakah saudara-saudara sudah memaksimalkan amal di bulan ini.....apakah saudaraku semuanya sudah berpuasa sunnah syawal selama 6 (enam) hari..... ingatkah bahwa dengan berpuasa ramadhan dan ditambah puasa sunnah 6 hari di bulan syawal, sama dengan berpuasa setahun.....

08 September 2009

Selamat Idul Fitri 1430 H

Saya dan Keluarga mengucapkan Selamat Idul Fitri 1430 H



Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)

11 Agustus 2009

Keutamaan bulan Ramadan

Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibeleenggu. (shahih Muslim No. 1793)

28 Juli 2009

Sudah maksimalkah zakat di negeri ini?

Sering terpikir olehku, kenapa di negeri ini banyak orang yang masih miskin dan hidup dalam kekurangan baik pangan, sandang, bahkan papan sekalipun. Meraka sudah bekerja keras membanting tulang, namun masih juga belum tercukupi kebutuhannya. Walaupun memang ada juga yang miskin karena mereka malas untuk berusaha.Hanya saja pada dasarnya setiap orang tidak ingin hidupnya sengsara, dia akan selalu berusaha untuk hidup lebih baik dan berusaha untuk mencapainya.

Padahal tidak sedikit orang kaya yang memiliki harta berlimpah. Dari situpun juga tidak sedikit yang mengaku sebagai seorang muslim. Ironis memang, secara kasat mata jurang pemisah antara si kaya dan si miskin tampak jelas. Kita bisa memperhatikan adanya rumah-rumah mewah di satu sisi dan di sisi lain masih banyak pemukiman-pemukiman kumuh di pinggir sungai, di bawah kolong jembatan, di bawah jalan tol dll. Seperti tidak tersentuh oleh zakat dari kaum berpunya yang sebenarnya berpotensi untuk mengentaskan kemiskinan dan meminimalkan jurang pemisah tersebut.

Apakah orang-orang kaya (yang beragama Islam)itu belum sadar akan kewajiban berzakat pada harta mereka. Apakah mereka yang belum sadar itu tahu bahwa tidak membayar kewajiban zakat itu berarti mengingkari terhadap nikmat yang diberikan Allah(shahih Muslim no. 1643). Selain itu tahukah mereka akan dosanya orang yang enggan membayar zakat? berikut ini saya kutipkan hadits Shahih Muslim No 1647:
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Setiap pemilik emas atau perak yang tidak mau memenuhi haknya (tidak mau membayar zakat), pada hari kiamat pasti ia akan diratakan dengan lempengan-lempengan bagaikan api, lalu lempengan-lempengan itu dipanaskan di neraka Jahanam, kemudian lambungnya diseterika dengan lempengan itu, juga dahi dan punggungnya. Setiap kali lempengan itu mendingin, akan dipanaskan kembali. Hal itu terjadi dalam sehari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun. Hal ini berlangung terus sampai selesai keputusan untuk tiap hamba. Lalu ditampakkan jalannya, ke surga atau ke neraka. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan unta? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Begitu pula pemilik unta yang tidak mau memenuhi haknya. Di antara haknya adalah (zakat) susunya pada waktu keluar. Pada hari kiamat, pasti unta-unta itu dibiarkan di padang terbuka, sebanyak yang ada, tidak berkurang seekor anak unta pun dari unta-untanya itu. Dengan tapak kakinya, unta-unta itu akan menginjak-injak pemiliknya dan dengan mulutnya, mereka menggigit pemilik itu. Setelah unta yang pertama telah melewatinya, maka unta yang lain kembali kepadanya. Ini terjadi dalam satu hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan untuk tiap hamba, ke surga atau ke neraka. Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan sapi dan kambing? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Demikian juga pemilik sapi dan kambing yang tidak mau memenuhi hak sapi dan kambing miliknya itu. Pada hari kiamat, tentu sapi dan kambing itu akan dilepas di suatu padang yang rata, tidak kurang seekor pun. Sapi-sapi dan kambing-kambing itu tidak ada yang bengkok, pecah atau hilang tanduknya. Semuanya menanduk orang itu dengan tanduk-tanduknya dan menginjak-injak dengan tapak-kaki tapak-kakinya. Setiap lewat yang pertama, maka kembalilah yang lain. Demikian terus-menerus dalam satu hari yang sama dengan lima puluh ribu tahun, sampai selesai keputusan untuk tiap hamba, ke surga atau ke neraka. Ditanyakan: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kuda? Beliau bersabda: Kuda itu ada tiga macam; menjadi dosa bagi seseorang, menjadi tameng bagi seseorang dan menjadi ganjaran bagi seseorang. Adapun kuda yang menjadi dosa bagi seseorang adalah kuda yang diikat dengan maksud pamer, bermegah-megahan dan memusuhi penduduk Islam, maka kuda itu bagi pemiliknya merupakan dosa. Adapun yang menjadi tameng bagi seseorang adalah kuda yang diikat pemiliknya untuk berjuang di jalan Allah, kemudian pemilik itu tidak melupakan hak Allah yang terdapat pada punggung dan leher kuda, maka kuda itu menjadi tameng bagi pemiliknya (penghalang dari api neraka). Adapun kuda yang menjadi ganjaran bagi pemiliknya adalah kuda yang diikat untuk berjuang di jalan Allah, untuk penduduk Islam pada tanah yang subur dan taman. Maka sesuatu yang dimakan oleh kuda itu pada tanah subur atau taman tersebut, pasti dicatat untuk pemiliknya sebagai kebaikan sejumlah yang telah dimakan oleh kuda dan dicatat pula untuk pemiliknya kebaikan sejumlah kotoran dan air kencingnya. Bila tali pengikat terputus, lalu kuda itu membedal, lari sekali atau dua kali, maka Allah akan mencatat untuk pemiliknya kebaikan sejumlah langkah-langkah dan kotoran-kotorannya. Dan jika pemilik kuda itu melewatkan kudanya pada sungai, kemudian kuda itu minum dari air sungai tersebut, padahal ia tidak hendak memberi minum kudanya itu, maka Allah pasti mencatat untuknya kebaikan sejumlah apa yang telah diminum kudanya. Ditanyakan: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan keledai? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak ada wahyu yang diturunkan kepadaku tentang keledai kecuali satu ayat yang unik dan menyeluruh ini: Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat balasannya.





01 Juli 2009

Keutamaan Puasa

Hadits riwayat Sahal bin Saad Radhiyallahhu'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda : Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yang bernama Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu pada hari kiamat. Tidak ada orang selain mereka yang masuk bersama mereka. Ditanyakan: Di mana orang-orang yang puasa? Kemudian mereka masuk lewat pintu tersebut dan ketika orang yang terakhir dari mereka sudah masuk, maka pintu itu ditutup kembali dan tidak ada orang yang akan masuk lewat pintu itu. (Shahih Muslim No. 1947)

Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahhu'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.bersabda: Tidaklah seorang hamba yang berpuasa satu hari di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh jarak perjalanan 70 tahun. (Shahih Muslim No. 1948)